Find Us On Social Media :

Sejarah Lahirnya Pancasila: Kapan Lahirnya Garuda Sebagai Lambang Negara?

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 3 Juli 2024 | 13:30 WIB

Sejarah lahirnya Pancasila: kapan lambang garuda lahir?

Rancangan lain yang mirip dengan ini mempunyai lingkaran luar dengan tulisan Republik Indonesia Serikat dengan gambar kepala banteng en profile (dari samping), di atasnya matahari terbit bersinar tujuh dan pohon kelapa di tengah-tengahnya.

Rancangan lain yang terlihat dalam koleksi ini menokohkan figur Garuda dan sudah agak mirip-mirip dengan lambang negara kita. Di dalam lingkaran sebelah atas tertulis dengan huruf latin Republik Indonesia Serikat, burung garuda berdiri di atas sebuah bantalan bunga teratai (padma).

Kepala Garuda ini digambarkan menurut contoh-contoh klasik dari candi atau pahatan lain, yakni kepala burung dengan rambut ikal. Tangan Garuda memegang perisai yang terbagi menjadi empat bidang. Di tengah perisai ada garis melintang yang menggambarkan khatulistiwa.

Pada perisai terlihat gambar Banteng (lambang kekuatan, keberanian, keuletan), yang kedua (menurut arah jarum jam) pohon beringin (kekuatan hidup), tiga batang padi lambang kemakmuran dan akhirnya keris, lambang keadilan.

Rancangan yang mirip dengan gambar “banteng” juga berbentuk bundar dengan Garuda di atas bantalan teratai. Hanya perisai itu tak nampak jelas bahwa dipegang oleh Garuda, sebab hanya kelihatan jari kedua: tangannya sedikit menyembul di atas perisai.

Garuda memakai mahkota, kalung, dan anting-anting; sayapnya mengarah ke bawah. Di tengah perisai terbagi empat atau masih ada tambahan suatu perisai kecil bergambar banteng. Gambar di dalam perisai ialah batang padi, pohon beringin, batang padi, dan keris. Tulisan dengan huruf Arab-Melayu berbunyi "Republik Indonesia Serikat".

Lebih jauh dalam koleksi ini terdapat sebuah foto menarik yang merupakan reproduksi dari suatu lukisan berwarna rancangan lambang negara. Rancangan ini mirip dengan lambang negara kita yang sekarang, sehingga boleh dikatakan merupakan nenek moyangnya yang langsung.

Perbedaan terlihat pada bentuk kepala Garuda yang masih dipengaruhi oleh konsep klasik, berjambul dan bulu kepalanya memperlihatkan ikat-ikat kecil. Tubuh bagian atasnya masih berbentuk tubuh manusia, terutama bahu dan lengannya yang memegang perisai.

Hanya bulu ekornya berjumlah tujuh, bukan delapan seperti sekarang. Jumlah bulu besar pada masing-masing sayapnya sudah berjumlah 17. Garuda ini mencengkeram pita yang bertuliskan seloka Bhineka Tunggal Ika.