Find Us On Social Media :

Sejarah Lahirnya Pancasila: Kapan Lahirnya Garuda Sebagai Lambang Negara?

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 3 Juli 2024 | 13:30 WIB

Sejarah lahirnya Pancasila: kapan lambang garuda lahir?

Banteng ternyata pernah direncanakan sebagai rancangan lambang negara Indonesia. Tapi akhirnya kita tahu, garuda yang jadi pemenangnya.

---

Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan berita terbaru di sini

---

Intisari-Online.com - Kita semua sudah mengenal Lambang Negara Republik Indonesia yang umum disebut sebagai Garuda Pancasila. Tetapi mungkin hanya ada sedikit saja yang pernah memikirkan riwayat kejadian Lambang Negara ini.

Kapan tepatnya diciptakan? Siapa penciptanya? Kenapa yang dipilih justru lambang ini, bukan yang lain?

Cikal bakal Garuda

Di dalam Ruang Patriot Yayasan Idayu dalam Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta, terlihat sebuah lemari kaca yang memamerkan beberapa rencana gambar dan sketsa lambang garuda dan lambang lain yang agaknya menjadi cikal bakal dari lambang negara kita yang sekarang.

Gambar-gambar ini termasuk dalam koleksi peninggalan Muhammad Yamin. Adanya koleksi pada peninggalan Yamin ini tidak mengherankan, karena sesudah terbentuknya negara Republik Indonesia Serikat (RIS) Muh. Yamin diangkat menjadi Ketua Panitia Lencana Negara, dengan anggota antara lain Sultan Hamid II yang waktu itu masih menjabat menteri negara dalam kabinet RIS.

Di antara rancangan-rancangan itu ada materai negara RIS berbentuk bundar tanpa Garuda. Rencana itu diberi nama Matahari-Bulan atau Syamsiah-Kamariah (Arab) atau Surya-Candra (Sansekerta).

Di tengah digambarkan matahari terbit dengan lima sinarnya, yang melambangkan sumber kodrat Allah, yang menurunkan kebahagiaan kepada tanah air dan bangsa Indonesia. Ialah pemerintah yang berdasarkan Pancasila.

Bulan sabit yang menyerupai tanduk banteng lambang perjuangan rakyat Indonesia. Tujuh garis di air adalah tujuh kepulauan Indonesia. Dua pohon kelapa berarti kemakmuran Indonesia di darat dan di laut. Setia kepada kebiasaan kuno, gambar ini menghasilkan candrasangkala (khronogram) yang berbunyi “Matahari dilingkari kelapa dan bumi atau bulan menunjukkan tahun 1881 Saka atau 1949 Masehi”.