Galabo adalah singkatan Gladag Langen Bogan. Ini adalah pusat jajanan malam hari. Lokasinya di Jalan Mayor Sunaryo, dekat gerbang masuk arah Keraton Surakarta. Mulai pukul 18.00, jalanan ini akan ditutup dan diubah menjadi tempat berjualan aneka makanan. Banyak pilihan menu ditawarkan di sini, mulai dari menu khas Solo hingga menu masakan modern.
Solo yang Ayem
Sebagian orang mengenal Solo sebagai kota yang ayem (tenang, tidak terburu-buru). Jalanan Solo saat ini sudah mulai ramai oleh kendaraan bermotor. Namun, di sana sini, masih mudah kita jumpai orang bersepeda atau mengayuh becak. Di sini, sepeda dan becak ini dibuatkan jalur khusus.
Bahkan setiap hari minggu pagi, Jalan Slamet Riyadi menjadi kawasan car free day (bebas kendaraan bermotor).
Murah Meriah di Wedangan
Di Solo, masih mudah kita jumpai orang-orang duduk bersama sambil saling mengobrol. Tempat paling asyik buat ngobrol bagi orang dewasa adalah wedangan atau warung hik. Tempat makan kaki lima ini banyak tersebar di seantero Solo. Wedangan cukup populer di kalangan orang dewasa karena makanannya yang murah dan boleh berlama-lama duduk lesehan di sana.
Menginap di Roemahkoe
Mau tahu, bagaimana rasanya tinggal di rumah mewah saudagar batik zaman dulu dan menyantap masakan orang kaya Solo zaman dulu? Hm... menginap saja di Roemahkoe.
Roemahkoe adalah hotel bernuansa klasik. Dulu, hotel ini adalah rumah tinggal saudagar batik yang kaya raya. Gedungnya dibangun pada tahun 1938. Sebagian besar bangunannya masih asli. Hanya beberapa yang direnovasi, seperti penambahan kamar mandi pada tiap kamar.
Meja kursi, tempat tidur, dan perabot lainnya semua tampak antik dan kental dengan ciri khas Jawa-nya. Hotel ini memiliki 14 kamar yang dilengkapi AC, televisi, serta air panas dan dingin. Masing-masing kamar memiliki jendela yang menghadap teras dan taman yang selalu segar oleh gemericik air.