Penulis
Selain Keraton Kasunanan dan Istana Mangkunegaran, Solo memiliki banyak keunikan yang menjadi ciri khasnya.
---
Intisari hadir di WhatsApp Channel, follow dan dapatkan artikel terbaru kami di sini
---
Intisari-Online.com -Ada banyak hal yang bisa kamu nikmati saat berkunjung ke Kota Solo. Mengusung slogan The Spirit of Java, Solo ingin mengangkat citra kotanya sebagai pusat kebudayaan Jawa.
Seperti disebut di awal, Solo tak hanya Keraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Mangkunegaran. Ada banyak hal lain yang khas dengan kota yang dialiri Sungai Bengawan Solo ini. Apa saja?
Taman Budaya Sriwedari
Taman Budaya Sriwedari menjadi salah satu ciri khas Solo karena di sini terdapat gedung pertunjukan, khususnya pertunjukan wayang orang.
Pentas wayang orang dilakukan setiap hari pada pukul 20.00 sampai 23.00 WIB. Tiketnya hanya Rp3.000,00 per-orang. Biarpun penonton hanya sedikit, wayang orang di Sriwedari tetap melakukan pementasan, kecuali hari Minggu.
Pasar Klewer
Pasar Klewer dikenal sebagai pusat penjualan batik Solo. Pasar ini terkenal karena menjual batik dengan harga relatif murah. Tapi, jangan lupa menawar, ya.
Letak Pasar Klewer tidak jauh dari Keraton Surakarta, berdekatan alun-alun utara dan Masjid Agung Keraton.
Bengawan Solo
Bengawan Solo adalah nama sungai besar yang melintasi Solo. Sungai ini panjangnya sekitar 500 kilometer dan merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa. Pada masa lalu, Bengawan Solo merupakan salah satu jalur transportasi penting untuk mengangkut hasil hasil bumi dan barang dagangan.
Pada musim hujan, sungai ini sering meluap sehingga menggenangi dataran rendah di daerah muara Laut Jawa. Bengawan Solo juga mengilhami mendiang Gesang untuk menciptakan lagu keroncong Bengawan Solo yang populer di kalangan orang tua.
Pasar Antik Windujenar alias Triwindu
Pasar antik Windujenar atau Triwindu terletak di Jalan Diponegoro. Pasar yang menjual barang-barang antik dan kuno ini berseberangan dengan Istana Mangkunegaran. Barang kuno di sini ada yang asli kuno dari zaman dulu maupun barang baru yang dibuat sedemikian rupa sehingga tampak kuno.
Pusat Oleh-Oleh Kalilarangan
Di sinilah tempat kita membeli aneka oleh-oleh makanan khas Solo. Lokasinya di Jalan Kalilarangan. Makanan yang khas di sini, antara lain intip, keripik usus ayam, keripik ceker ayam, dan abon sapi. Jika membeli makanan ringan seperti ini, jangan lupa meneliti tanggal kadaluwarsanya.
Nikmati Galabo!
Galabo adalah singkatan Gladag Langen Bogan. Ini adalah pusat jajanan malam hari. Lokasinya di Jalan Mayor Sunaryo, dekat gerbang masuk arah Keraton Surakarta. Mulai pukul 18.00, jalanan ini akan ditutup dan diubah menjadi tempat berjualan aneka makanan. Banyak pilihan menu ditawarkan di sini, mulai dari menu khas Solo hingga menu masakan modern.
Solo yang Ayem
Sebagian orang mengenal Solo sebagai kota yang ayem (tenang, tidak terburu-buru). Jalanan Solo saat ini sudah mulai ramai oleh kendaraan bermotor. Namun, di sana sini, masih mudah kita jumpai orang bersepeda atau mengayuh becak. Di sini, sepeda dan becak ini dibuatkan jalur khusus.
Bahkan setiap hari minggu pagi, Jalan Slamet Riyadi menjadi kawasan car free day (bebas kendaraan bermotor).
Murah Meriah di Wedangan
Di Solo, masih mudah kita jumpai orang-orang duduk bersama sambil saling mengobrol. Tempat paling asyik buat ngobrol bagi orang dewasa adalah wedangan atau warung hik. Tempat makan kaki lima ini banyak tersebar di seantero Solo. Wedangan cukup populer di kalangan orang dewasa karena makanannya yang murah dan boleh berlama-lama duduk lesehan di sana.
Menginap di Roemahkoe
Mau tahu, bagaimana rasanya tinggal di rumah mewah saudagar batik zaman dulu dan menyantap masakan orang kaya Solo zaman dulu? Hm... menginap saja di Roemahkoe.
Roemahkoe adalah hotel bernuansa klasik. Dulu, hotel ini adalah rumah tinggal saudagar batik yang kaya raya. Gedungnya dibangun pada tahun 1938. Sebagian besar bangunannya masih asli. Hanya beberapa yang direnovasi, seperti penambahan kamar mandi pada tiap kamar.
Meja kursi, tempat tidur, dan perabot lainnya semua tampak antik dan kental dengan ciri khas Jawa-nya. Hotel ini memiliki 14 kamar yang dilengkapi AC, televisi, serta air panas dan dingin. Masing-masing kamar memiliki jendela yang menghadap teras dan taman yang selalu segar oleh gemericik air.
Masakan Khas Keraton
Saat tiba di Roemahkoe, kita akan disambut dengan suguhan minuman segar dan jajanan yang khas. Selesai mandi, kita bisa duduk-duduk di teras sambil menyantap jajanan yang lezat.
Jika mau mencoba masakan khas Solo, kita bisa pesan di restoran. Ada banyak pilihan menu. Bahkan, kita dapat memesan masakan khas keraton, seperti lodhoh pindang. Konon, ini adalah masakan khas zaman Sinuhun Paku Buwono X.
Belajar Membatik
Roemahkoe juga menawarkan kegiatan menarik, seperti belajar membatik dan bermain gamelan. Tamu yang ingin mengikuti kegiatan ini harus memesan terlebih dulu dan dikenakan biaya tersendiri.
Jika hanya ingin melihat proses membatik, kita dapat mengunjungi salah satu rumah produksi batik di kampung Laweyan. Kita tinggal keluar dari pintu belakang Roemahkoe dan berjalan sekitar 200 meter.
Tak hanya Laweyan, tempat lain yang menawarkan pengalaman serupa adalah Kampung Batik Kauman yang terletak tak jauh dari Jalan Slamet Riyadi dan Masjid Agung Surakarta. Kampung Batik Kauman juga tak jauh dari Pasar Gede, tempat kamu bisa beli apa pun mulai kuliner hingga kebutuhan sehari-hati.
Itulah beberapa hal yang bisa kamu nikmati saat berkunjung ke Kota Solo. Jangan lupa, Solo sekarang juga punya masjid ikonik, Masjid Sheikh Zayed namanya.
Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News