Find Us On Social Media :

Jati Diri Kelana Dalam Seni Pertunjukan: Kelana Sewandana Dalam Reog Ponorogo

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 18 Juni 2024 | 10:55 WIB

Salah seorang di antara sejumlah tokoh peran Kelana itu diberi nama Kelana Sewandana, yang hadir dalam seni pertunjukan Wayang Topeng maupun reyog atau reog Ponorogo.

Paling tidak dari (a) Masa Pertumbuhan Islam, yang ditandai dengan hadirnya Kelana Jaka Iman Takliyur (Raden Patah); (b) Era Kesultanan Mataram, ditandai oleh adanya Kelana Dewa Rangsang (Amangkurat Agung) dan Kelana Surengpati atau Kelana Bledek Lingga Bawana (diidentifikasi sebagai Sultan Sampang); hingga (c) Masa Kolonial (VOC), seperti terlihat pada hadirnya Kelana Baron Sakeber.

Para Kelana tersebut adalah tokoh-tokoh peran dari masa yang lebih modern bila dibanding dengan masa hidup Kelana Jayengsari (Panji), Kelana Madubrangta (samaran Dewi Sekartaji), Kelana Wukirsar (Gunungsari), Kelana Sewandana maupun Kelana Bapang yang memiliki historical background pada era kerajaan Kadiri dan Majapahit.

Apabila ditilik jenis kelaminnya, semua tokoh Kelana berjenis kelamin laki-laki. Jika pun ada perempuan yang menyandang predikat “Kelana”, misalnya Candrakirana (Sekartaji) dengan sebutan Kelana Madubrangta, tapi sejatinya dalam kisah ini dia tengah menyamar sebagai seorang laki-laki.

Sedangkan bila ditilik dari strata sosialnya, keseluruhan Kelana adalah ksatria di berbagai kerajaan, baik kerajaan di Jawa atau di luar(di seberang) Jawa dan bahkan dari negeri seberang Nusantara.

Para Kelana yang berasal dari pulau atau negeri di seberang Jawa, sesuai dengan asalnya, diberi sebutan Pangeran atau Tokoh sabrang. Suatu tarian yang menampilkan sejumlah Tokoh Sabrang dinamai dengan Tari Grebeg Sabrang, yang menjadi varian lain dari Tari Grebeg Jawa.

Sebagaimana unsur sebutannya, secara harafiah kelana artinya perjalanan ke mana-mana atau kembara. Sehingga tergambarlah bahwa para Kelana adalah mereka yang aktif bertindak atas nama dirinya sendiri atau dalam rangka bhakti nagari dalam beragam jenis keperluan. Seperti kepentingan asmara, politik-pemerintahan, perjalanan rohani atau laku batin, menuntut ilmu, mencari jalan kesembuhan (obat), dsb. Dinamika kisah dalam Cerita Panji antara lain terbentuk oleh aktivitas para Kelana ini.

Baca Juga: Panji Petualang Didiagnosis Diabetes, Makanan Yang Sering Diremehkan Ini Ternyata Ampuh Untuk Mengatasinya

Kelana Sewandana dalam Reyog Ponorogo

Selain sebagai nama tokoh peran pada Cerita-cerita Panji, Kelana juga dijadikan sebutan untuk tarian, yang dinamai Tari Kelana. Para penarinya disebuti Penari Klana, baik yang menyajikan tarian tunggal atau bersama.

Pada umumnya Penari Kelana mengenakan topeng yang perwajahannya ekspresif, yaitu Topeng Klana, Topeng Bapang, Topeng Sabrang, dsb. Salah seorang di antara sejumlah tokoh peran Kelana itu diberi nama Kelana Sewandana, yang hadir dalam seni pertunjukan Wayang Topeng maupun reyog (reog) Ponorogo.

Berikut ini sinopsis kisah Kelana Sewandana dalam Reyog Penorogo, yang masuk dalam varian-varian Cerita Panji.

Dikisahkan bahwa Ki Anjar Lawu mempunyai dua siswa, yaitu Klana Sewandana dan Pujangga Anom. Setamat belajar, lantas keduanya berkelana dari area Gunung Lawu menuju ke daerah Ponorogo. Bahkan akhirnya berhasil mendirikan kerajaan Bantarangin.