Pada 1994, Mustika Ratu mengembangkan fasilitas instalasi minuman Ready to Drink (RTD) Beras Kencur dengan teknologi tinggi Tetrapak.
Perusahaan juga menambah seri produk perawatan tubuh dan rambut untuk balita di yang sama. Pada 1995, PT Mustika Ratu go public di Bursa Efek Jakarta dengan jumlah produk sekitar 600 SKU, mencakup berbagai jenis jamu dan kosmetika.
Pada saat go public di tahun 1995, produk Mustika Ratu telah terdistribusi secara merata di 27 provinsi di Indonesia, dan berhasil menguasai pangsa pasar terbesar di Indonesia.
Di pasar ekspor, produk Mustika Ratu diterima dengan baik di kawasan ASEAN, Jepang, Belanda, Filipina, Rusia, dan negara-negara di Timur Tengah.
Tidak berhenti sampai situ, Mustika Ratu terus menambah varian jamu RTD seperti Kunir Asam, Gula Asam, dan Temu Lawak Pada 2003. Mustika Ratu juga pernah mengalami transisi jenis produk dari jamu pil ke jamu kaplet pada 2008.
Langkah tersebut diambil guna menjawab kebutuhan pasar. Setelah itu, hampir di setiap , inovasi terus dilakukan. Produk Mustika Ratu berkembang mencakup minuman, jamu serbuk, pil jamu, hingga produk perawatan wajah, rambut, tubuh, serta produk dekoratif wajah.
Pada 2018, Mustika Ratu memperluas distribusi produk dan franchise spa hingga ke Timur Tengah dan Asia Tenggara.
Pada 2019, perusahaan memperbaiki proses perencanaan produksi dan sistem operasional internal agar lebih responsif terhadap dinamika pasar dengan digitalisasi.
Respons terhadap Pandemi COVID-19
Saat pandemi COVID-19 melanda, Mustika Ratu menyikapi keadaan dengan memproduksi produk kebersihan dan health care seperti immunomodulator Herbamuno+ dan meningkatkan penjualan jamu minuman. Langkah ini menunjukkan adaptabilitas dan kepedulian perusahaan terhadap kebutuhan masyarakat di masa krisis.
Masih di tengah terpaan Covid-19, tepatnya di 2022, Mustika Ratu melakukan divestasi aset berupa tanah, pengembangan dan inovasi produk, serta ekspansi franchise Taman Sari Royal Heritage Spa dan House of Mustika Ratu.