Find Us On Social Media :

Belajar Ilmu Ikhlas Dari Bung Karno Lewat Penuturan Mantan Tukang Kebunnya

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 4 Juni 2024 | 13:37 WIB

Arsilan, mantan tukang kebun Bung Karno, mengaku banyak belajar ikhlas dari Sang Proklamator.

Baca Juga: Ketika Belanda Gagal 'Men-Diponegoro-kan' Sukarno Sang Putra Fajar

Sementara saudara-saudaranya yang lain ada yang bekerja sebagai tukang cuci di tempat yang sama. Meski hanya tukang kebun, Arsilan cukup memahami kehidupan Bung Karno pada waktu itu.

Majikannya hidup sangat sederhana dan bersahaja. Tidak ada tindak-tanduk ndoro atau juragan dalam diri Bung Karno.

Saking sederhananya, kata Arsilan, dia kerap menyaksikan Bung Karno dan anggota keluarganya makan hanya berlauk ikan asin dan lalapan.

Demikian juga dengan perabotan rumah, jauh dari kata mewah. Karena Bung Karno bukan sosok kaya raya, gaji Arsilan tiap minggu tak begitu besar.

“Lebih tepatnya upah, bukan gaji. Setiap minggunya, saya diberi beras 3,5 kg dan uang sebesar 3 picis 5 sen. Waktu itu, itu angka yang sangat kecil,” cerita Arsilan tanpa bermaksud mengeluh.

Menghormati pembantu

Kala itu rumah Bung Karno cukup luas. Arsilan merasa nyaman tinggal di sana. Apalagi Bung Karno selalu mempersilakan siapa saja untuk berkunjung ke rumahnya. Saking nyamannya, Arsilan bebas membawa teman-temannya untuk bermain dan bercengkrama di sana.

“Dulu, di pojokan halaman yang sekarang jadi tempat mangkal para tukang ojek itu, saya sering bermain-main dengan teman-teman saya,” cerita Arsilan sembari menunjuk sudut yang persis berada di titik pertemuan Jln. Bonang dan Jln. Proklamasi sekarang.

Rumah tersebut juga kerap digunakan berkumpul teman-teman Bung Karno.

Tidak melulu untuk keperluan yang serius, tapi juga untuk bersantai ria. Arsilan pernah melihat ada beberapa orang yang bermain kartu di sana dan bersenda gurau.