Find Us On Social Media :

Belajar Ilmu Ikhlas Dari Bung Karno Lewat Penuturan Mantan Tukang Kebunnya

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 4 Juni 2024 | 13:37 WIB

Arsilan, mantan tukang kebun Bung Karno, mengaku banyak belajar ikhlas dari Sang Proklamator.

Mereka juga bebas untuk mengambil makanan dan minuman. Selalu ada persediaan makanan di sana, meski sangat sederhana. Tapi ada syaratnya, siapa pun itu, jika ingin makan, harus mengambil sendiri. Jika ingin minum kopi, juga harus menyeduh sendiri.

“Ini berlaku untuk semuanya. Menurut Bung Karno, pembantu sudah capek jadi tak boleh direpotkan lagi,” kata Arsilan.

Mantra sakti

Di mata Arsilan, Bung Karno merupakan sosok yang gigih dan ikhlas. Tapi di sisi lain, Bung Karno juga sekadar manusia biasa tidak berbeda jauh dengan orang-orang kebanyakan. Hanya saja, si Bung Besar ini diberi kemampuan untuk menghidupi dan mengajak rakyak untuk membebaskan diri dari penjajahan.

Bung Karno juga merupakan sosok spesial bagi Arsilan. Pasalnya, Presiden Pertama RI itu tidak hanya telah memberikan pekerjaan tapi juga penghidupan. Ya, berkat Bung Karno, dan jauh setelahnya, ia bisa menyekolahkan empat orang anaknya.

Meski demikian, justru bukan pemberian materi yang membuat Arsilan begitu terkagum-kagum kepada Bung Karno.

Apa itu?

Pelajaran tentang keikhlasan.

Dalam pandangan Arsilan, Bung Karno telah memberikan keteladanan tentang makna ikhlas lewat perjuangannya memerdekakan Indonesia. Perjuangan si Bung Besar itulah yang kemudian memberikan inspirasi dalam kehidupan Arsilan.

Ada sebuah “mantra sakti” tentang keikhlasan yang menurut Arsilan terilhami oleh Bung Karno. “Jika seseorang berjuang namun minta digaji, itu namanya kuli. Berjuang itu tidak mengharapkan gaji. Jikapun nanti mati, akan mati sabil (di jalan Tuhan).”

Artikel ini pernah tayang di Intisari edisi Agustus 2015

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News