Find Us On Social Media :

Belajar Ilmu Ikhlas Dari Bung Karno Lewat Penuturan Mantan Tukang Kebunnya

By Moh. Habib Asyhad, Selasa, 4 Juni 2024 | 13:37 WIB

Arsilan, mantan tukang kebun Bung Karno, mengaku banyak belajar ikhlas dari Sang Proklamator.

Bagi Arsilan, mantan tukang kebun Sang Proklamator, Bung Karno tidak hanya memberinya kemerdekaan sebagai manusia. Lebih dari itu, Bung Karno memberinya penghidupan, uang, dan yang lebih penting, kebesaran hati. Sebab, Bung Karno adalah sosok yang sangat ikhlas, dalam arti yang sebenar-benarnya.

Intisari-Online.com - Arsilan masih 19 tahun ketika Bung Karno dan Bung Hatta membacakan teks proklamasi di sebuah rumah di Jalan Pegangsaan Timur no 56, Jakarta. Ada ratusan orang di situ, semuanya hening mendengarkan Bung Besar membacakan teks proklamasi yang legendaris dengan suara tenor.

Dia juga berada di tempat itu waktu itu.

Arsilan ikut menyaksikan dan mendengarkan Bung Besar membacakan teks yang diketik oleh Sayuti Melik pada Jumat pagi yang “keramat”. Meski begitu, Arsilan tidak berada di dalam barisan yang takzim.

Dia berada di dekat pagar halaman rumah yang notabene kediaman Bung Karno dengan Fatmawati, istri ketiganya. Ya, maklum saja, Arsilan sekadar tukang kebun di rumah itu.

Menurut pengakuannya, dia bersama bapaknya ikut menggali lubang untuk ditancapi tiang bendera yang dikibarkan sesaat sebelum pembacaan teks proklamasi itu.

“Waktu itu ramai sekali, ada ratusan orang,” kenang Arsilan yang ketika kami temui pada 2015 silam tinggal di di pondokan kecil yang menempel persis di tembok bagian timur Monumen Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.

Kesederhanaan si Bung Besar

Sebelum bekerja sebagai tukang kebun di rumah Bung Karno, Arsilan sempat ikut berjuang melawan penjajah. Terlebih pada zaman penjajahan Jepang.

Hal itu dibuktikannya dengan status anggota Tentara Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia (PKRI) yang dulu lebih dikenal sebagai Laskar Rakyat. Setelah Proklamasi 1945 Arsilan memutuskan bekerja menjadi tukang kebun di rumah Bung Karno setelah sebelumnya ditunjuk sebagai tukang jaga bola di lapangan tenis di halaman belakang rumah Bung Karno.

Pekerjaan Arsilan sebagai tukang kebun sejatinya adalah pekerjaan turun-temurun. Bapaknya juga bekerja sebagai tukang kebun di rumah Bung Karno di Pegangsaan Timur 56, begitu juga dengan kakak-kakaknya.