Find Us On Social Media :

Jadi Gemblak Demi Sapi Atau Sekolah, Kudu Ganteng Dan Mulus Tanpa Panu

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 3 Juni 2024 | 15:59 WIB

Tak sembarangan remaja masuk kriteria para warok sebagai gemblak pilihannya. Ada syarat tertentu.

Jika tidak, dapat diduga akibatnya. Warok yang dulu ditolak pinangannya bisa datang kembali dan melancarkan protes. "Dulu anaknya tidak boleh saya minta, kenapa sekarang boleh sama orang lain?"

Buntutnya, bisa timbul gegeran (keributan), karena sang warok merasa terhina dengan penolakannya dulu.

Jangan lupa bedak

Sebaliknya, kalau orangtua setuju dan batas waktu pemakaian gemblak disepakati, kedua pihak menentukan hari baik untuk memboyong anak. Lalu, kepada orangtua bocah akan diberikan uang pengikat sekadarnya.

Pada hari yang telah ditentukan, acara boyong anak pun dilakukan. Pihak warok mengirim utusan, biasanya terdiri dari 10 sampai 15 orang untuk menjemput sang calon gemblak.

Lazimnya rombongan semacam ini membawa ambeng (nasi tumpeng) serta seperangkat pakaian untuk sang calon gemblak.

Setiba di rumah orangtua calon, dilakukan mbujeng atau kenduri dengan mengundang para tetangga. Di hadapan mereka inilah utusan sang warok mengulangi janjinya akan membawa si calon selama sekian tahun dengan imbalan seekor anak sapi.

Dengan begitu, para tetangga menjadi saksi.

Usai kenduri, sang bocah didandani dengan pakaian khas. Jas hitam dengan kaos dalam warna putih bersih, celana pendek, berpeci dan berkacamata. Di dada kiri dipasang seuntai rantai emas.

Di bahunya ada sampur (selendang) melintang ke pinggang. Kaos kaki dan sandal jepit tidak ketinggalan. Tak lupa wajah sang gemblak dipoles bedak tipis. Di kantongnya pun diselipkan sebotol minyak wangi, agar gemblak selalu berbau harum kalau menemani warok.

Lipstik?