Find Us On Social Media :

Jadi Gemblak Demi Sapi Atau Sekolah, Kudu Ganteng Dan Mulus Tanpa Panu

By Moh. Habib Asyhad, Senin, 3 Juni 2024 | 15:59 WIB

Tak sembarangan remaja masuk kriteria para warok sebagai gemblak pilihannya. Ada syarat tertentu.

Dulu imbalannya anak sapi, kini sekolah sampai tamat dan mendapat pekerjaan yang layak. Tapi tak setiap remaja bisa menjadi gemblak. Yang "layak gemblak" adalah yang berwajah ganteng dan berkulit kuning mulus. Yang brotolan bekas buduk, tak bakal ditaksir.

Intisari-Online.com - Masyarakat Jawa Timur, khususnya Ponorogo, umumnya tak asing dengan "gemblak", kebiasaan yang tak terpisahkan dengan budaya reog dan waroknya. Gemblak adalah lelaki remaja yang dipelihara seorang warok sebagai tempat penyaluran kebutuhan biologis, karena warok pantang berhubungan dengan wanita di masa menjalani gemblengan kesaktian.

Selain warok, juga perkumpulan Sinoman yang umumnya dimiliki tiap desa. Organisasi yang dibentuk untuk bergotong-royong antarwarga desa ini, secara kolektif juga memelihara gemblak yang dibiayai secara bersama-sama dan "dipakai" bergantian.

Bocah lelaki yang akan dipilih menjadi gemblak pun tidak sembarangan. Dia harus memenuhi kriteria "layak gemblak". Yaitu, "Umurnya masih belasan tahun dan wajahnya ngganteng," kata Misdi Duweh (54), warok yang memimpin kelompok Reog Sardolo Seto dari Surodikraman, dilasir Nova edisi Januari 1990.

Selain itu calon gemblak harus berkulit putih mulus. "Yang brotolan bekas budukan atau panuan ndak laku jadi gemblak," tambahnya.

Karena persyaratan itulah, pencarian gemblak bisa sampai ke seluruh pelosok Jawa Timur. "Masyarakat umumnya tahu, kalau ada orang Ponorogo mencari anak lelaki kecil itu ya untuk dijadikan gemblak," kata Misiran Legong (49) yang juga bekas warok itu.

Disekolahkan

Jika bocah yang memenuhi syarat telah ditemukan, yang pertama kali dimintai izin adalah warok di lingkungan tempat tinggal sang bocah. Jika warok setempat tak keberatan, barulah pinangan disampaikan pada orangtua si bocah, disertai janji imbalan yang akan diberikan pada batas waktu yang disepakati kedua pihak.

"Anakmu ini ikut saya saja ya, Pak. Nanti kalau sudah dua tahun saya kembalikan dan akan saya beri seekor anak sapi."

Imbalan untuk gemblak biasanya memang seekor anak sapi. "Tapi setelah tahun 60-an banyak orangtua yang meminta imbalan agar anaknya disekolahkan dengan baik," ujar Legong.

Bagaimana jika orangtua si bocah tidak setuju? "Boleh saja. Tapi, kalau ia sudah menolak pinangan seorang warok, dia harus menolak pula pinangan yang datang dari lain warok," ungkap Misdi.