Find Us On Social Media :

Naik Takhta Saat Masih 10 Tahun, Adik Pangeran Diponegoro Harus Rela Pemerintahannya Dikendalikan 'Sahabat' Belanda Ini

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 3 Mei 2024 | 20:17 WIB

Sultan Hamengkubuwono IV praktis hanya dua tahun memegang penuh pemerintahan Keraton Yogyakarta. Sebelumnya dia banyak disetir oleh Ibunya dan Patih Danurejo IV.

Dua tahun kemudian, Sri Sultan Hamengkubuwono IV meninggal dunia, tepatnya tanggal 6 Desember 1823.

Ketika itu dia masih berusia 19 tahun.

Dalam beberapa catatan disebutkan ia meninggal setelah kembali dari kunjungan pesanggrahannya.

Oleh sebab itu, Sultan dikenal sebagai Sultan Seda Besiyar.

Jasad Hamengkubuwono IV dimakamkan di Astana Besiyaran Pajimatan, Imogiri.

Di masa pemerintahannya yang sangat singkat, dua tahun, membuat semua kebijakannya lebih banyak dikendalikan oleh Ratu Ibu, Patih Danureja IV, dan Belanda.

Karena itulah dia tidak mempunyai karya sastra besar maupun seni yang dihasilkan.

Kendati demikian, ada dua kereta yang saat ini ada di Museum Kereta Keraton Yogyakarta, yaitu Kyai Manik Retno dan Kyai Jolodoro.

Dua kereta tersebut difungiskan untuk kebutuhan pesiar yang sering dilakukan Sultan.

Begitulah nasib tragis Sultan Hamengkubuwono IV yang praktis memerintah hanya dua tahun.

Dapatkan artikel terupdate dari Intisari-Online.com di Google News