Find Us On Social Media :

Naik Takhta Saat Masih 10 Tahun, Adik Pangeran Diponegoro Harus Rela Pemerintahannya Dikendalikan 'Sahabat' Belanda Ini

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 3 Mei 2024 | 20:17 WIB

Sultan Hamengkubuwono IV praktis hanya dua tahun memegang penuh pemerintahan Keraton Yogyakarta. Sebelumnya dia banyak disetir oleh Ibunya dan Patih Danurejo IV.

Intisari-Online.com - Sultan Hamengkubuwono IV naik takhta saat usianya masih sangat belia, 10 tahun.

Ketika memerintah, dia lebih banyak dikendalikan oleh orang-orang yang dekat dengan Belanda, di antaranya adalah Patih Danureja IV dan ibunya.

Yang juga tragis, adik Pangeran Diponegoro itu meninggal dunia tak lama setelah dia benar-benar memegang pemerintahannya saat berpesiar.

Konon, dia tewas karena diracun.

Sultan Hamengkubuwono IV merupakan raja Kesultanan Yogyakarta keempat.

Dia memerintah sejak 1814 hingga 1823.

Masa pemerintahannya terbilang sangat singkat karena Sultan Hamengkubuwono IV wafat pada 6 Desember 1823 setelah berkunjung dari pesanggrahannya.

Selama memimpin, HB IV membuat berbagai kebijakan, tetapi dikendalikan oleh Ibu Ratu, Patih Danurejo IV, dan Belanda.

Hal itu disebabkan oleh usia Hamengkubuwono IV yang masih sangat muda.

Seperti disebut di awal, HB IV naik takhta di usia yang baru 10 tahun.

Nama aslinya adalah Gusti Raden Mas Ibnu Jarot, lahir 3 April 1804.

Ia ditunjuk sebagai putera mahkota saat penobatan ayahnya sebagai sultan pada 21 Juni 1812.