Pusat Kerajaan Mataram Kuno Dipindahkan oleh Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena Apa?

Ade S

Penulis

Wilayah kekuasaan Kerajaan Medang. Ingin tahu kenapa pusat kerajaan Mataram Kuno dipindahkan oleh Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur? Artikel ini membahasnya secara mendalam.

Intisari-Online.com -Di tengah gemerlap peradabannya, Kerajaan Mataram Kuno menyimpan cerita menarik tentang perpindahan pusat pemerintahannya.

Pada tahun 929 M, Mpu Sindok, sang raja, memindahkan ibu kota dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Keputusan ini memicu pertanyaan: "Pusat kerajaan Mataram Kuno dipindahkan oleh Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur karena apa?".

Artikel ini akan mengupas tuntas alasan di balik peristiwa bersejarah ini.

Kita akan menyelami faktor-faktor politik, ekonomi, dan bahkan bencana alam yang mendorong Mpu Sindok untuk memindahkan pusat kerajaan.

Beragam teori dan bukti sejarah akan dibahas, membuka jendela pengetahuan tentang dinamika dan kejayaan Mataram Kuno.

Jejak Ibu Kota Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno, yang juga dikenal sebagai Medang, menorehkan sejarah gemilang di tanah Jawa.

Jejak kejayaannya dapat ditelusuri melalui keberadaan ibu kotanya yang berpindah-pindah seiring pergantian kepemimpinan dan dinamika politik.

Awal mula, ibu kota Mataram Kuno terletak di Poh Pitu, wilayah yang masih diselimuti misteri lokasinya.

Dari sana, pusat kerajaan berpindah ke arah timur di bawah kepemimpinan Rakai Panangkaran, penerus Raja Sanjaya.

Baca Juga: Alasan Pindahnya Pusat Kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur adalah 2 Hal Ini

Pemindahan ini diyakini terjadi di sekitar Sragen atau wilayah Purwodadi-Grobogan.

Kematian Rakai Panangkaran menandai era baru bagi Mataram Kuno.

Kerajaan terpecah menjadi dua, dipimpin oleh dua dinasti: Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu di Jawa Tengah bagian utara dan Dinasti Syailendra yang beragama Buddha di Jawa Tengah bagian selatan.

Pada masa Rakai Pikatan (840-856 M), ibu kota kerajaan kembali ke Mamrati, di sekitar Poh Pitu.

Di bawah kepemimpinan Dyah Balitung (898-915 M), pusat pemerintahan dipindahkan kembali ke Poh Pitu, sebelum akhirnya Dyah Wawa (924 M) memindahkannya ke Bhumi Mataram (Yogyakarta).

AlasanPusat Kerajaan Mataram Kuno Dipindahkan oleh Mpu Sindok dari Jawa Tengah ke Jawa Timur

Pada tahun 929 Masehi, terjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah Mataram Kuno.

Mpu Sindok, raja Mataram Kuno saat itu, memindahkan ibu kota kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

Keputusan ini menandai babak baru bagi kerajaan Hindu-Buddha ini, meninggalkan jejak sejarah yang menarik untuk ditelusuri.

Beberapa faktor melatarbelakangi pemindahan ini, mulai dari kondisi sosial politik yang tidak stabil, pertimbangan ekonomi dan perdagangan, hingga bencana alam yang dahsyat.

Baca Juga: Apakah yang Menyebabkan Perpindahan Kerajaan Mataram Kuno ke Daerah timur Pulau Jawa?

1) Faktor Politik dan Keamanan

Salah satu alasan utama pemindahan adalah desakan politik dari luar.

Kerajaan Sriwijaya, kekuatan maritim yang kuat di Sumatera, melancarkan serangan ke Jawa Tengah.

Serangan ini berakibat fatal bagi Mataram Kuno, dengan gugurnya Raja Dyah Wawa dan dikuasainya sebagian wilayah kerajaan.

Mpu Sindok, sebagai penerus Dyah Wawa, tidak ingin tinggal diam.

Dia melihat Jawa Timur sebagai wilayah yang lebih aman dan strategis untuk membangun kembali kekuatan Mataram Kuno.

Di sanalah, dia mendirikan Wangsa Isyana, menandai awal era baru bagi kerajaan.

2) Pertimbangan Ekonomi dan Perdagangan

Selain faktor politik, aspek ekonomi juga turut memengaruhi keputusan Mpu Sindok.

Jawa Timur menawarkan sumber daya alam yang lebih melimpah, terutama padi.

Kesuburan tanahnya menjanjikan ketahanan pangan yang lebih baik bagi rakyat Mataram Kuno.

Baca Juga: Perbedaan Dua Dinasti Wangsa Sanjaya dan Wangsa Syailendra pada Kerajaan Mataram Kuno

Di sisi lain, Jawa Timur juga memiliki akses yang lebih mudah ke laut melalui pelabuhan-pelabuhannya.

Sungai Brantas dan Bengawan Solo menjadi jalur perdagangan yang vital, menghubungkan Mataram Kuno dengan dunia luar.

Faktor-faktor ini tentu menjadi daya tarik bagi Mpu Sindok untuk memindahkan pusat ekonomi dan perdagangan kerajaan ke Jawa Timur.

3) Bencana Alam Letusan Gunung Merapi

Para ahli sejarah juga mengemukakan kemungkinan adanya peran bencana alam dalam pemindahan ini.

Letusan Gunung Merapi yang dahsyat diyakini telah menghancurkan ibu kota Mataram Kuno di Bhumi Mataram.

Bencana ini ditafsirkan sebagai pertanda kehancuran dunia (pralaya) oleh para pujangga.

Menurut kepercayaan kosmogonis, setelah pralaya, haruslah dibangun kerajaan baru dengan wangsa baru pula.

Hal ini mungkin menjadi alasan Mpu Sindok untuk memindahkan pusat pemerintahan dan mendirikan Wangsa Isyana di Jawa Timur.

Keputusan Mpu Sindok untuk memindahkan pusat kerajaan Mataram Kuno dari Jawa Tengah ke Jawa Timur merupakan langkah strategis yang membawa perubahan besar bagi kerajaan.

Perpindahan ini tidak hanya menyelamatkan Mataram Kuno dari ancaman politik dan ekonomi, tetapi juga membuka peluang baru untuk kemajuan dan kejayaan di masa depan.

Pemahaman tentang faktor-faktor di balik perpindahan ini memberikan wawasan berharga tentang dinamika dan ketahanan Kerajaan Mataram Kuno.

Baca Juga: Kehidupan Politik Kerajaan Mataram Kuno, Termasuk Dipimpin 2 Dinasti

Artikel Terkait