Penulis
Intisari-Online.com -Namanya manusia ya tempatnya salah dan lupa.
Termasuk lupa mengucap niat saat puasa.
Lalu bagaimana hukum lupa baca niat puasa Ramadahan?
Perihal puasa Ramadhan, niat adalah salah satu rukun puasa, selain menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa.
Persoalannya, ada beberapa dari kita yang terkadang lupa niat puasa, lalu bagaimana hukumnya?
Niat puasa Ramadhan ini dianjurkan untuk dibaca pada malam hari atau sebelum terbitnya fajar.
Kendati demikian, beberapa orang kerap lupa membaca niat puasa karena berbagai alasan, seperti waktu sahur mepet, bangun kesiangan sehingga tidak sahur, dan lain sebagainya.
Lantas, apakah puasa tetap sah bila seseorang lupa membaca niat saat sahur?
Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan, seseorang yang lupa membaca niat puasa Ramadhan saat sahur puasanya masih tetap sah.
Menurutnya, niat puasa tidak perlu diucapkan dan cukup diamalkan dalam hati.
"Jelas tetap sah, karena orang saat makan sahur kan untuk puasa. Jadi sebenarnya tidak kita lafazkan pun niat kita, Allah sudah tahu bahwa dengan kita makan sahur berarti kita akan berpuasa," ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (12/3), dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Banyak Yang Belum Paham, Ternyata Begini Hukum Sikat Gigi Saat Puasa Ramadhan
"Meskipun ada juga orang yang makan sahur tapi dia memang tidak akan berpuasa dan hanya sekedar ikut makan sahur saja. Tapi Tuhan kan maha tahu," imbuhnya.
Anwar mengungkapkan, ada empat mazhab yang mengatur terkait hukum tidak membaca niat puasa di bulan Ramadhan.
"Dari empat mazhab yang ada, tiga mazhab boleh dikatakan mempunyai pendapat yang sama yaitu mazhab Syafii, Hambali, dan Hanafi," ungkapnya.
Dalam pandangan mereka, niat merupakan salah satu rukun puasa Ramadhan yang wajib dilaksanakan.
Rukun puasa adalah hal yang wajib dilakukan di saat melakukan suatu pekerjaan.
Adapun bila salah satu tidak terpenuhi, maka puasa dianggap tidak sah atau batal.
Mereka berpendapat bahwa niat puasa wajib dilakukan setiap malam yaitu antara shalat maghrib sampai sebelum shalat subuh.
Sementara dalam mazhab Maliki, kata Anwar, niat untuk puasa Ramadhan itu cukup dilakukan sekali saja yaitu di awal puasa.
Meskipun begitu, dia menegaskan bahwa perbedaan merupakan hal yang biasa, dan ia berharap agar perbedaan tersebut tidak memecah belah umat Islam.
"Namun, perbedaan ini tidak perlu dipertajam. Silakan saja masing-masing akan mengikuti yang mana, karena masalah ini memang masuk ke dalam majalul ikhtilaf yaitu adanya kemungkinan untuk berbeda pendapat," jelas dia.
Oleh karena itu, Anwar mengatakan, sikap yang harus diutamakan dalam menghadapi masalah ini adalah sikap bertoleransi antar muslim.
Dilansir Kompas.com, Senin (11/3/2024), berikut bacaan niat puasa Ramadhan:
"Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhani hadzihis sanati lillahi ta’ala."
Artinya:
Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala.
Bacaan niat puasa tersebut wajib dibaca setiap hari selama Ramadhan, sesuai mazhab Imam Syafii.
Sementara itu, berikut bacaan niat puasa untuk satu bulan penuh sesuai mazhab Maliki.
"Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala."
Artinya:
Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.
Begitulah hukumlupa baca niat puasa Ramadahan, semoga bermanfaat untuk para pembaca sekalian.
Baca Juga: Bagaimanakah Hukum Puasa Setengah Hari dan Seperti Apa Pahalanya?