Find Us On Social Media :

Berikut Ini Penyebab Kemunduran Sriwijaya Ditinjau dari Sisi Politis

By Afif Khoirul M, Jumat, 16 Februari 2024 | 11:20 WIB

Ilustrasi - Penyebab keruntuhan Sriwijaya ditinjau dari sisi politis.

 
Intisari-online.com - Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara yang berdiri sejak abad ke-7 Masehi.
 
Kerajaan ini menguasai jalur perdagangan laut antara India dan China, serta menjadi pusat pembelajaran agama Buddha.
 
Lantas apa, penyebab kemunduran sriwijaya ditinjau dari sisi politis.
 
Namun, pada abad ke-11 dan ke-12, kerajaan ini mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Apa saja faktor politis yang menyebabkan kemunduran Sriwijaya?
 
Tidak adanya raja sepadan yang menggantikan Balaputradewa

Balaputradewa adalah raja Sriwijaya yang memerintah pada abad ke-9.

Ia berhasil mempertahankan kekuasaan Sriwijaya dari serangan kerajaan Jawa dan memperluas wilayahnya hingga ke Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Ia juga menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan di India dan China, serta mendukung perkembangan agama Buddha di wilayahnya.

Namun, setelah Balaputradewa wafat, tidak ada raja sepadan yang mampu menggantikannya.

Raja-raja Sriwijaya yang berikutnya tidak memiliki kemampuan politik dan militer yang sebanding dengan Balaputradewa.

Hal ini menyebabkan lemahnya kepemimpinan dan pengawasan Sriwijaya terhadap wilayah-wilayah kekuasaannya.

Baca Juga: Kerajaan Mataram Kuno Diperintah oleh Dua Dinasti Berbeda: Berikut Penjelasannya 

Serbuan kerajaan Cola pada tahun 1023

Kerajaan Cola adalah kerajaan Hindu yang berpusat di India Selatan.

Pada masa pemerintahan Rajendra Cola I, kerajaan ini melakukan ekspansi ke arah timur dan menyerang berbagai kerajaan di Asia Tenggara, termasuk Sriwijaya.

Serangan ini dilatarbelakangi oleh persaingan perdagangan dan perlayaran antara Cola dan Sriwijaya.

Pada tahun 1023, Rajendra Cola I berhasil menaklukkan Sriwijaya dan menawan raja Sriwijaya, Sanggramawijaya.

Ia juga merampas harta benda, budak, dan gajah-gajah Sriwijaya.