Kerajaan Mataram Kuno Diperintah oleh Dua Dinasti Berbeda: Berikut Penjelasannya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti berbeda.
Ilustrasi - Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti berbeda.

Intisari-online.com - Kerajaan Mataram Kuno adalah salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Nusantara pada abad ke-8 hingga ke-11.

Namun kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti berbeda begini penjelasannya.

Kerajaan ini memiliki pengaruh besar dalam sejarah dan budaya Jawa, khususnya dalam perkembangan agama Hindu dan Buddha.

Namun, tahukah Anda bahwa Kerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti yang berbeda? Siapa saja mereka dan bagaimana kisahnya?

Dinasti Sanjaya: Pendiri dan Penguasa Kerajaan Mataram Kuno

Dinasti Sanjaya adalah dinasti yang pertama kali memerintah Kerajaan Mataram Kuno.

Dinasti ini didirikan oleh Raja Sanjaya, yang membangun kerajaannya di Jawa Tengah bagian utara pada tahun 732 M.

Raja Sanjaya adalah seorang penganut agama Hindu, yang memuja dewa Siwa.

Ia juga dikenal sebagai penulis prasasti Canggal, yang merupakan sumber tertulis tertua tentang sejarah Jawa.

Raja Sanjaya digantikan oleh putranya, Rakai Panangkaran, yang memindahkan pusat kerajaan ke daerah Mataram, dekat Yogyakarta.

Rakai Panangkaran juga memperluas wilayah kerajaan hingga ke Jawa Timur dan Bali.

Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam yang Masih Ada Hingga Saat Ini

Ia juga dikenal sebagai pendiri candi Kalasan, yang merupakan candi Buddha tertua di Jawa.

Hal ini menunjukkan bahwa Rakai Panangkaran bersikap toleran terhadap agama Buddha, yang mulai berkembang di Jawa pada masa itu.

Namun, toleransi Rakai Panangkaran tidak berlangsung lama.

Pada masa pemerintahannya, muncul sebuah dinasti baru yang berasal dari Jawa Tengah bagian selatan, yaitu Dinasti Syailendra.

Dinasti ini mengklaim sebagai keturunan dari raja legendaris, Dewa Ruci, yang merupakan seorang Buddha.

Dinasti Syailendra mulai menantang kekuasaan Dinasti Sanjaya, dan akhirnya terjadi perang antara kedua dinasti tersebut.

Perang antara Dinasti Sanjaya dan Syailendra berlangsung selama beberapa generasi.

Salah satu peristiwa penting dalam perang ini adalah penyerangan candi Borobudur oleh pasukan Dinasti Sanjaya pada tahun 856 M.

Candi Borobudur adalah candi Buddha terbesar di dunia, yang dibangun oleh Dinasti Syailendra pada masa pemerintahan Raja Samaratungga.

Penyerangan ini berhasil dipatahkan oleh putri Samaratungga, Pramodhawardhani, yang kemudian menikah dengan Rakai Pikatan, raja Dinasti Sanjaya.

Pernikahan antara Pramodhawardhani dan Rakai Pikatan menandai berakhirnya perang antara Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

Baca Juga: Apa Maksud Raja Airlangga Membagi Kerajaan Medang Kamulan Menjadi Dua

Kedua dinasti ini kemudian bersatu dalam satu kerajaan, yang dikenal sebagai Kerajaan Mataram Kuno.

Pada masa ini, Kerajaan Mataram Kuno mencapai puncak kejayaannya, dengan membangun banyak candi-candi megah, seperti candi Prambanan, candi Sewu, candi Plaosan, dan candi Sambisari.

Dinasti Isyana: Penerus dan Penutup Kerajaan Mataram Kuno

Pada akhir abad ke-9, Kerajaan Mataram Kuno mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bencana alam, pemberontakan, dan persaingan dengan kerajaan-kerajaan lain, seperti Sriwijaya dan Kahuripan.

Untuk mengatasi krisis ini, Raja Rakai Empu Sindok, yang merupakan keturunan dari Dinasti Sanjaya, memutuskan untuk memindahkan pusat kerajaan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada tahun 929 M.

Pemindahan ini menandai awal dari Dinasti Isyana, yang merupakan dinasti terakhir yang memerintah Kerajaan Mataram Kuno.

Dinasti ini mengambil nama dari Raja Isyana Tunggawijaya, yang merupakan putra dari Rakai Empu Sindok.

Raja Isyana berhasil mengembalikan kejayaan Kerajaan Mataram Kuno, dengan menguasai wilayah Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara.

Ia juga dikenal sebagai pendiri candi Belahan, yang merupakan candi Hindu terindah di Jawa Timur.

Namun, kejayaan Dinasti Isyana tidak bertahan lama.

Pada awal abad ke-11, Kerajaan Mataram Kuno menghadapi ancaman baru dari Kerajaan Kahuripan, yang dipimpin oleh Raja Airlangga.

Baca Juga: Apa Latar Belakang Terjadinya Perebutan Kekuasaan di Kerajaan Demak

Raja Airlangga adalah putra dari Raja Udayana dari Bali, yang merupakan cucu dari Raja Balaputradewa, raja terakhir Dinasti Syailendra.

Raja Airlangga berhasil merebut sebagian besar wilayah Kerajaan Mataram Kuno, dan akhirnya mengakhiri keberadaan kerajaan ini pada tahun 1045 M.

Kesimpulan

Kerajaan Mataram Kuno adalah kerajaan yang memiliki sejarah yang panjang dan kompleks. Kerajaan ini diperintah oleh dua dinasti yang berbeda, yaitu Dinasti Sanjaya dan Syailendra, yang masing-masing memiliki corak agama dan budaya yang berbeda.

Kedua dinasti ini sempat bersaing dan berperang, namun kemudian bersatu dan menciptakan masa keemasan Kerajaan Mataram Kuno.

Namun, kerajaan ini juga mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh di bawah tekanan kerajaan-kerajaan lain.

Meskipun demikian, Kerajaan Mataram Kuno meninggalkan banyak peninggalan berupa candi-candi yang menjadi saksi bisu dari kejayaan dan kebudayaan Jawa kuno.

Demikian penjelasankerajaan Mataram Kuno diperintah oleh dua dinasti berbeda.

Saya harap artikel ini sesuai dengan yang Anda inginkan. Jika Anda ingin saya memperbaiki atau menambahkan sesuatu, silakan beritahu saya.

Artikel Terkait