Apa Maksud Raja Airlangga Membagi Kerajaan Medang Kamulan Menjadi Dua

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi - Raja Airlangga membagi kerajaan Medang Kamulan menjadi dua.
Ilustrasi - Raja Airlangga membagi kerajaan Medang Kamulan menjadi dua.

Intisari-online.com - Kerajaan Medang Kamulan adalah salah satu kerajaan besar di Jawa yang merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno.

Namun Raja Airlangga membagi kerajaan Medang Kamulan menjadi dua pada akhir pemerintahannya.

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Raja Airlangga, yang juga dikenal sebagai Raja Kahuripan.

Airlangga adalah keponakan sekaligus menantu dari Raja Dharmawangsa Teguh, yang memerintah Kerajaan Medang sebelum runtuh akibat serangan dari aliansi raja Wurawari dan Kerajaan Sriwijaya.

Airlangga berhasil membangun kembali Kerajaan Medang Kamulan dengan mengalahkan musuh-musuhnya dan memperluas wilayah kekuasaannya.

Ia juga dikenal sebagai raja yang bijaksana, adil, dan berbudi luhur.

Airlangga banyak melakukan pembangunan, seperti irigasi, jalan, candi, dan pendidikan.

Beliau juga mendukung perkembangan agama Hindu-Buddha di Jawa.

Namun, menjelang akhir hayatnya, Airlangga menghadapi masalah suksesi kerajaan.

Putri mahkotanya, Sanggramawijaya Tunggadewi, yang seharusnya mewarisi tahta, memilih untuk menjadi seorang petapa.

Hal ini membuat Airlangga bingung, karena ia memiliki dua putra lain, yaitu Mapanji Garasakan dan Samarotsaha, yang sama-sama berhak menjadi raja.

Baca Juga: Mengungkap Puncak Kejayaan Kerajaan Mataram Kuno Pada Masa Pemerintahan Dinasti Sayilendra

Untuk menghindari perang saudara di antara kedua putranya, Airlangga memutuskan untuk membagi kerajaannya menjadi dua pada tahun 1042 M.

Bagian timur disebut Janggala, dan bagian barat disebut Panjalu atau Kediri.

Pembagian ini dimaksudkan untuk menciptakan keseimbangan dan kerukunan di antara kedua putra Airlangga, serta mencegah campur tangan dari pihak luar.

Mapanji Garasakan menjadi raja Janggala, dengan ibu kota Kahuripan.

Wilayah Janggala meliputi Malang dan Delta Sungai Brantas, dengan pelabuhan Surabaya, Rembang, dan Pasuruan.

Samarotsaha menjadi raja Panjalu, dengan ibu kota Daha.

Wilayah Panjalu meliputi Kediri, Madiun, dan sebagian Jawa Tengah.

Pembagian Kerajaan Medang Kamulan menjadi dua ini menandai berakhirnya era Airlangga, dan awal dari era baru di Jawa.

Kerajaan Janggala dan Panjalu kemudian berkembang menjadi kerajaan-kerajaan yang berpengaruh, seperti Kerajaan Kediri, Singhasari, dan Majapahit.

Demikianlah alasan raja Airlangga menjadi kerajaan Medang Kamulan menjadi dua.

Artikel Terkait