Find Us On Social Media :

Bukti Pada Masa Pemerintahan Raja Asmawarman Wilayah Kekuasaan Kerajaan Kutai Diperluas

By Afif Khoirul M, Kamis, 1 Februari 2024 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Buktipada masa pemerintahan raja Asmawarman wilayah kekuasaan kerajaan Kutai diperluas (gambar; Prasasti Yupa).

Intisari-online.com - Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia yang berdiri sekitar abad ke-4 Masehi.

Menurut catatan wilayahnya juga diperluas, yaitu pada masa pemerintahan raja Asmawarman wilayah kekuasaan kerajaan Kutai diperluas.

Kerajaan ini terletak di daerah Muara Kaman di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Kerajaan Kutai didirikan oleh Kudungga, orang asli Indonesia yang belum menganut agama Hindu. Kudungga kemudian mewariskan takhtanya kepada Aswawarman, Mulawarman, sampai 27 generasi Kerajaan Kutai.

Salah satu raja Kerajaan Kutai yang paling berpengaruh adalah Aswawarman, putra Kudungga yang menjadi raja kedua.

Aswawarman disebut sebagai Wangsakarta, yang berarti pendiri kerajaan dan pembentuk silsilah keluarga atau dinasti.

Aswawarman memiliki tiga orang putra, salah satunya bernama Mulawarman, yang akhirnya menjadi raja ketiga sekaligus raja Kerajaan Kutai yang paling dikenal.

Seperti diceritakan dalam Yupa, semasa pemerintahan Raja Mulawarman inilah Kerajaan Kutai mencapai masa keemasannya.

Lalu, apa bukti bahwa pada masa pemerintahan Raja Aswawarman wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai diperluas?

Sayangnya, data yang spesifik mengenai perluasan wilayah Kerajaan Kutai pada masa pemerintahan Raja Aswawarman sulit untuk ditemukan melalui sumber yang ada saat ini.

Namun, beberapa bukti masih dapat ditemukan dari situs arkeologis, catatan sejarah, dan karya seni yang berkaitan dengan Kerajaan Kutai.

Berikut ini adalah beberapa bukti yang dapat mendukung pernyataan tersebut.

Baca Juga: Raja Asmawarman Disebut Sebagai Wangsakarta dari Kerajaan Kutai Apa Artinya? 

Situs Arkeologis

Situs arkeologis Muara Kaman diduga merupakan tempat tinggal penduduk asli yang berasal dari Kerajaan Kutai.

Di situs ini, ditemukan berbagai artefak yang menunjukkan adanya pengaruh budaya India, seperti manik-manik, keramik, dan perhiasan.

Selain itu, di situs ini juga ditemukan beberapa prasasti yang berisi informasi mengenai Kerajaan Kutai, seperti nama raja, upacara, dan pengorbanan.

Situs arkeologis Muara Kaman menunjukkan bahwa Kerajaan Kutai memiliki hubungan dagang dan budaya dengan India, yang dapat mempengaruhi perluasan wilayah kekuasaannya.

Selain itu, situs ini juga menunjukkan bahwa Kerajaan Kutai memiliki sistem administrasi dan pemerintahan yang teratur, yang dapat mempertahankan stabilitas dan kemakmuran kerajaan.

Catatan Sejarah

Catatan sejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Kutai dapat ditemukan dari sumber-sumber yang berasal dari luar Nusantara, seperti India, Cina, dan Arab.

Salah satu catatan sejarah yang paling penting adalah Prasasti Yupa, yang merupakan peninggalan Kerajaan Kutai yang berwujud batu bertulis yang digunakan sebagai tiang pengorbanan sapi dalam upacara agama Hindu.

Prasasti Yupa berisi informasi mengenai silsilah raja-raja Kerajaan Kutai, yang dimulai dari Raja Kudungga.

Dari prasasti ini, kita dapat mengetahui bahwa Raja Aswawarman adalah putra dari Raja Kudungga yang mulia dan memiliki keturunan yang sangat mulia.

Prasasti ini juga menyebutkan bahwa Raja Aswawarman adalah Wangsakarta, yang berarti pendiri kerajaan dan pembentuk silsilah keluarga atau dinasti.

Prasasti Yupa menunjukkan bahwa Raja Aswawarman memiliki kedudukan yang tinggi dan dihormati dalam Kerajaan Kutai.

Baca Juga: Mengapa Selat Malaka Mempunyai Peranan Penting Pada Masa Kerajaan Sriwijaya

Prasasti ini juga menunjukkan bahwa Raja Aswawarman memiliki keturunan yang kuat dan berhasil, seperti Raja Mulawarman yang membawa Kerajaan Kutai ke masa kejayaannya.

Prasasti ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa Raja Aswawarman berhasil mengembangkan dan melebarkan wilayah kekuasaannya.

Karya Seni

Karya seni yang berkaitan dengan Kerajaan Kutai dapat ditemukan dari berbagai bentuk, seperti arsitektur, patung, relief, dan lukisan.

Salah satu karya seni yang paling terkenal adalah makhluk mitologi Lembuswana, yang merupakan kendaraan spiritual bagi Raja Mulawarman.

Lembuswana digambarkan sebagai seekor gajah yang memiliki tubuh ular dan ekor ikan.

Lembuswana merupakan simbol kekuasaan dan keagungan Raja Mulawarman, yang mewakili unsur-unsur alam, seperti darat, air, dan udara.

Lembuswana juga merupakan simbol perpaduan antara budaya lokal dan India, yang mencerminkan pengaruh Hinduisme dalam Kerajaan Kutai.

Lembuswana dapat dianggap sebagai bukti bahwa Raja Mulawarman mewarisi wilayah kekuasaan yang luas dan beragam dari Raja Aswawarman.

Kesimpulan

Dari beberapa bukti yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada masa pemerintahan Raja Aswawarman wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai diperluas.

Meskipun data yang spesifik mengenai perluasan wilayah tersebut sangat terbatas, beberapa bukti masih dapat ditemukan dari situs arkeologis, catatan sejarah, dan karya seni yang berkaitan dengan Kerajaan Kutai.

Perluasan wilayah tersebut membuka jalan bagi kejayaan Kerajaan Kutai pada masa pemerintahan Raja Mulawarman dan saat ini sangat penting untuk memahami sejarah dan perkembangan Kerajaan Kutai secara keseluruhan.

Demikianlah, bukti pada masa pemerintahan raja Asmawarman wilayah kekuasaan kerajaan Kutai diperluas.