Find Us On Social Media :

Teganya Raja Mataram Islam Ini Bantai 6.000 Ulama, Diduga Karena Balas Dendam Kepada Adiknya

By Moh. Habib Asyhad, Sabtu, 27 Januari 2024 | 18:17 WIB

Raja Matara Islam Amangkurat I dikenang bukan karena kebijaksanaannya. Dia disebut membantai 6.000 ulama sebagai bentuk balas dendam kepada adiknya, Raden Mas Alit.

Kudeta itu memang gagal, tapi Amangkurat I sudah kadung murka.

Dia pun menumpas kelompok yang diduga bersekongkol dengan adiknya.

Ada empat pembesar keraton Mataram Islam yang dilibatkan dalam rencana pembantaian ini.

Mereka adalah Pangeran Aria, Tumenggung Nataairnawa, Tumenggung Suranata, dan Ngabehi Wirapatra.

Keempatnya ditugaskan untuk bergerak cepat ke empat punjuru mata aning.

Pesan Amangkurat kepada para algojo itu: jangan ada satu pun pemuka agama yang lolos dalam pembantaian tersebut.

Pembantaian itu dimulai dengan bunyi meriam dari istana.

Amangkurat berupaya menyembunyikan keterlibatannya dalam pembantaian ini karena esoknya dia berpura-pura marah dan terkejut.

Dia menuduh para ulama sebagai kelompok yang bertanggung jawab atas kematian Raden Mas Alit dan memaksa delapan pembesar untuk mengaku bahwa mereka telah merencanakan kudeta terhadap sunan.

Sumber sejarah lokal seperti Babad Tanah Jawi tidak mencatat peristiwa ini.

Kabur ke Tegal usai diserang Trunojoyo

Pada akhir masa pemerintahannya, Amangkurat I mengalami pemberontakan lain yang lebih besar dan berbahaya dari Trunajaya, seorang penguasa Madura yang bersekutu dengan Makassar.

Pemberontakan ini berhasil merebut Keraton Plered dan mengusir Amangkurat I dari ibu kota.

Amangkurat I terpaksa melarikan diri dan meminta bantuan dari VOC.

Dalam pelariannya, Amangkurat I jatuh sakit dan meninggal dunia pada tahun 1677 di Wanayasa, Banyumas.

Dia dimakamkan di Pasarean Tegalarum, Adiwerna, Tegal, dengan nama anumerta Sunan Tegalarum atau Sunan Tegalwangi.

Amangkurat I adalah raja Mataram yang kontroversial dan berpengaruh.

Dia meninggalkan warisan yang kompleks bagi putranya, Amangkurat II, yang harus melanjutkan perjuangan melawan Trunajaya dan VOC.

Masa pemerintahan Amangkurat I juga menandai awal dari kemunduran Mataram sebagai kekuatan utama di Jawa.