Find Us On Social Media :

Kisah Serangan 250 Tentara NICA di Kotawaringin Kalimantan pada 14 Januari 1946

By Afif Khoirul M, Minggu, 14 Januari 2024 | 17:15 WIB

NICA melancarkan serangan ke Kotawaringin Kalimantan Barat 14 Januari 1946.

Intisari-online.com - Pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dari penjajahan Jepang.

Namun, Belanda tidak mengakui kemerdekaan Indonesia dan berusaha untuk mengembalikan kekuasaannya di Hindia Belanda.

Belanda membentuk Nederlandsch-Indische Civiele Administratie (NICA) sebagai pemerintahan sipil yang bertugas untuk mengurus urusan administrasi dan keamanan di wilayah yang dikuasai Belanda.

NICA juga memiliki tentara yang terdiri dari mantan tawanan perang Belanda, mantan anggota KNIL, dan sukarelawan dari Eropa dan Asia.

Salah satu wilayah yang menjadi sasaran Belanda adalah Kalimantan, yang memiliki sumber daya alam yang melimpah dan strategis.

Belanda ingin menguasai Kalimantan untuk mengamankan kepentingan ekonomi dan politiknya di kawasan tersebut.

Belanda juga ingin mengisolasi Kalimantan dari pengaruh Republik Indonesia yang berpusat di Jawa.

Namun, di Kalimantan, terdapat perlawanan dari rakyat Indonesia yang mendukung kemerdekaan.

Salah satu benteng perlawanan tersebut adalah Kotawaringin, yang merupakan salah satu kabupaten tertua di Kalimantan.

Di Kotawaringin, terdapat kota Kumai, yang merupakan pelabuhan penting yang menghubungkan Kalimantan dengan Jawa dan Sumatera.

Kumai juga menjadi tempat berkibarnya bendera merah putih pertama kali seantero Kalimantan pada 6 September 1945.

Baca Juga: Kisah Heroik Tentara Indonesia yang Menolak Mundur dari Jakarta atas Perintah NICA dan Sekutu