Find Us On Social Media :

Menguak Kehidupan Ekonomi Kerajaan Majapahit yang Pernah Menguasai Nusantara

By Afif Khoirul M, Jumat, 12 Januari 2024 | 09:15 WIB

Ilustrasi - Menguak kehidupan ekonomi kerajaan Majapahit.

Intisari-online.com - Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar dan terakhir di Nusantara yang berdiri dari abad ke-13 hingga abad ke-16 Masehi.

Lantas, seperti apa kehidupan ekonomi Kerajaan Majapahit?

Kerajaan ini mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada, yang berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Nusantara, bahkan sampai ke Semenanjung Malaya dan beberapa wilayah di Asia Tenggara.

Selain kekuatan politik dan militer, Majapahit juga dikenal sebagai kerajaan yang maju dalam bidang ekonomi.

Faktor Pendukung Perekonomian Majapahit

Ada dua faktor utama yang mendukung perekonomian Majapahit, yaitu keberadaan Sungai Brantas dan Bengawan Solo serta adanya beberapa pelabuhan atau bandar dagang milik Majapahit di pantai utara Jawa.

Sungai Brantas dan Bengawan Solo

Sungai Brantas dan Bengawan Solo merupakan sumber air yang melimpah dan subur, yang memungkinkan Majapahit mengembangkan sektor pertanian.

Tanah di sekitar sungai-sungai ini cocok untuk ditanami berbagai macam komoditas pertanian, seperti padi, palawija, buah-buahan, sayur-sayuran, dan rempah-rempah.

Hasil pertanian ini tidak hanya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Majapahit, tetapi juga menjadi komoditas ekspor yang diminati oleh pedagang asing.

Masyarakat Majapahit memiliki sistem pertanian yang teratur dan lestari, yaitu dengan menerapkan sistem pengerjaan sawah dan ladang secara bergilir.

Tujuannya adalah untuk menjaga kesuburan tanah dan mencegah erosi.

Selain itu, Majapahit juga mengenal teknik irigasi dan pengairan yang canggih, seperti membuat bendungan, saluran air, dan terusan.

Hal ini membantu mengatur aliran air dan mengatasi masalah kekeringan atau banjir.

Baca Juga: Sejarah Kerajaan Tulang Bawang, Muncul di Sumatera Hingga Ditaklukkan Kerajaan Sriwijaya

Pelabuhan dan Bandar Dagang

Pelabuhan dan bandar dagang merupakan pintu gerbang Majapahit untuk menjalin hubungan dagang dengan kerajaan-kerajaan asing, baik di dalam maupun di luar Nusantara.

Majapahit memiliki beberapa pelabuhan dan bandar dagang yang strategis dan ramai, seperti Tuban, Gresik, Surabaya, Hujung Galuh, Jepara, Cirebon, dan Banten.

Di pelabuhan-pelabuhan ini, Majapahit menjual berbagai macam komoditas ekspor, seperti lada, gading, timah, beras, besi, intan, ikan, cengkih, pala, kapas, dan kayu cendana.

Sebaliknya, Majapahit juga membeli berbagai macam komoditas impor, seperti sutra, porselen, kaca, perak, emas, dan kuda.

Majapahit membangun hubungan dagang yang erat dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Champa, Kamboja, Ayodya (Siam), dan Tiongkok.

Majapahit juga mengirimkan beberapa ekspedisi maritim untuk menaklukkan dan menguasai kerajaan-kerajaan kecil di Nusantara, seperti Bali, Lombok, Sumbawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Hal ini bertujuan untuk memperluas wilayah kekuasaan, mengamankan jalur perdagangan, dan mengumpulkan upeti atau pajak dari kerajaan-kerajaan bawahan.

Sistem Ekonomi Majapahit

Sistem ekonomi Majapahit didasarkan pada prinsip agraris dan perdagangan.

Pertanian dan perdagangan merupakan dua sektor utama yang menggerakkan roda perekonomian Majapahit.

Selain itu, Majapahit juga mengembangkan sektor-sektor lain, seperti pertukangan, kerajinan tangan, pertambangan, dan perikanan.

Baca Juga: Dianggap Tokoh Sakti Pendiri Mataram Islam, Ini Daftar Pusaka yang Dimiliki Panembahan Senopati

Pertanian

Pertanian merupakan sumber utama perekonomian Majapahit, karena sebagian besar masyarakatnya hidup sebagai petani.

Mereka mengolah tanah dengan menggunakan alat-alat sederhana

Mereka juga memelihara hewan ternak, hasil pertanian dan peternakan ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, membayar pajak, dan dijual di pasar atau pelabuhan.

Perdagangan

Perdagangan merupakan sumber penghasilan tambahan bagi Majapahit, karena mereka mampu memanfaatkan letak geografis dan sumber daya alam yang melimpah.

Mereka menjual berbagai macam komoditas ekspor yang memiliki nilai tinggi, seperti rempah-rempah, logam, dan permata.

Mereka juga membeli berbagai macam komoditas impor yang dibutuhkan, seperti kain, barang-barang mewah, dan senjata.

Perdagangan ini dilakukan baik secara domestik maupun internasional, dengan menggunakan kapal-kapal besar yang disebut jong.

Pajak

Pajak merupakan sumber pendapatan kerajaan Majapahit, yang digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan, militer, dan pembangunan.

Pajak dibayar oleh masyarakat dan kerajaan-kerajaan bawahan kepada kerajaan pusat.

Pajak dibayar dalam bentuk uang, barang, atau jasa. Uang yang digunakan sebagai alat pembayaran pajak adalah keping emas dan perak, yang disebut dengan nama gajah dan suwarna.

Barang yang digunakan sebagai alat pembayaran pajak adalah hasil pertanian, peternakan, perdagangan, pertambangan, dan perikanan.

Jasa yang digunakan sebagai alat pembayaran pajak adalah tenaga kerja, seperti menjadi prajurit, pekerja, atau budak.

Baca Juga: Faktor-Faktor Apa Saja yang Menjadi Penyebab Keruntuhan Majapahit

Pertukangan dan Kerajinan Tangan

Pertukangan dan kerajinan tangan merupakan sektor ekonomi yang berkembang di Majapahit, karena adanya permintaan yang tinggi dari masyarakat dan kerajaan.

Masyarakat Majapahit menghasilkan berbagai macam produk pertukangan dan kerajinan tangan, seperti perabot rumah tangga, alat musik, senjata, perhiasan, patung, dan ukiran.

Produk-produk ini dibuat dengan menggunakan bahan-bahan seperti kayu, bambu, rotan, kulit, logam, batu, dan tanah liat.

Hla ini dibuktikan dari temuan beberapa kerajinan keramik yang ditemukan di wilayah Trowulan.

Kesimpulan

Kehidupan ekonomi Kerajaan Majapahit merupakan salah satu aspek yang menunjukkan kemajuan dan kejayaan kerajaan ini.

Majapahit mampu mengembangkan sektor-sektor ekonomi yang beragam dan saling terkait, seperti pertanian, perdagangan, pajak, pertukangan, dan kerajinan tangan.

Majapahit juga mampu memanfaatkan faktor-faktor pendukung perekonomian, seperti keberadaan Sungai Brantas dan Bengawan Solo serta adanya beberapa pelabuhan dan bandar dagang.

Majapahit juga mampu menjalin hubungan dagang yang erat dengan kerajaan-kerajaan asing, baik di dalam maupun di luar Nusantara.

Hal ini membuktikan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang makmur dan sejahtera.

Demikianlah kehidupan ekonomi kerajaan Majapahit, semoga artikel tersebut menambah wawasan Anda.