Find Us On Social Media :

Kapal Raksasan KRI Irian, Alutsista Bekas yang Dibeli Sukarno dari Soviet untuk Menantang Belanda

By Afif Khoirul M, Senin, 8 Januari 2024 | 16:15 WIB

KRI Irian adalah kapal penjelajah yang pernah dimiliki Indonesia.

Kunjungan ini berlangsung selama seminggu, tetapi tidak menghasilkan kesepakatan yang signifikan.

Bahkan, hubungan Inggris-Soviet memburuk setelah terjadi insiden yang melibatkan seorang perwira pasukan katak Inggris, Lionel Crabb.

Crabb hilang secara misterius di sekitar kapal Soviet dan ditemukan tewas beberapa hari kemudian.

Diduga, Crabb sedang melakukan misi intelijen untuk mengintip kapal penjelajah Ordzhonikidze, yang memiliki teknologi canggih.

Pemerintah Inggris mengaku menyesal atas insiden tersebut dan mengklaim bahwa Crabb hanya melakukan tes katak di sekitar kapal.

Dibeli oleh Indonesia

Setelah kunjungan ke Inggris, kapal penjelajah Ordzhonikidze kembali ke Uni Soviet dan terus beroperasi hingga tahun 1961.

Pada tahun itu, Indonesia sedang menghadapi konflik dengan Belanda terkait status Irian Barat, yang masih dikuasai oleh Belanda meskipun Indonesia sudah merdeka sejak tahun 1945.

Belanda ingin menjadikan Irian Barat sebagai negara boneka, sementara Indonesia ingin membebaskan Irian Barat dari Belanda.

Untuk mengimbangi kekuatan Angkatan Laut Belanda yang memiliki kapal induk HNLMS Karel Doorman, Presiden Sukarno memutuskan untuk membeli kapal penjelajah Ordzhonikidze dari Uni Soviet dengan harga 15 juta dolar AS.

Pembelian ini didukung oleh Uni Soviet, yang saat itu bersimpati dengan Indonesia dan ingin menjalin hubungan baik dengan negara-negara non-blok.

Pada 3 Oktober 1961, timbang terima kapal terjadi di Vladivostok, Uni Soviet, dan dua hari kemudian kapal tersebut resmi menjadi milik Indonesia dengan nama baru KRI Irian dan nomor lambung 201.