Find Us On Social Media :

Kesultanan Cirebon, Kerajaan Islam yang Namanya Tersohor di Asia

By Afif Khoirul M, Senin, 11 Desember 2023 | 14:30 WIB

Pendiri Kerajaan Cirebon ternyata masih keturunan Prabu Siliwangi, raja Kerajaan Pajajaran. Pada masa, Cirebon pernah jadi pusat perdagangan yang cukup maju.

Kemudian dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon, yang menjadi tempat ziarah bagi umat Islam.

Setelah Sunan Gunung Jati wafat, Kesultanan Cirebon diteruskan oleh keturunannya, yang bergelar Sultan.

Kesultanan Cirebon mencapai puncak kejayaannya pada masa Sultan Zainul Arifin atau Panembahan Ratu I, yang memerintah dari tahun 1570 hingga 1649 M.

Ia berhasil menjalin hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain, baik di dalam maupun luar negeri. 

Beliau juga memperkaya budaya dan seni Kesultanan Cirebon, dengan menciptakan berbagai karya, seperti kereta Singa Barong, gamelan Sekati, dan wayang golek.

Namun, pada abad ke-17, Kesultanan Cirebon mengalami kemunduran, akibat dari konflik internal dan tekanan dari Kesultanan Mataram.

Pada tahun 1677, Kesultanan Cirebon terpecah menjadi dua, yaitu Kesultanan Kasepuhan dan Kesultanan Kanoman, yang masing-masing dipimpin oleh dua saudara, yaitu Sultan Sepuh I dan Sultan Anom I.

Kedua kesultanan ini kemudian menjadi bawahan Kesultanan Mataram, dan kemudian VOC, yang mengambil alih kekuasaan politik dan ekonomi di Jawa.

Meskipun demikian, Kesultanan Cirebon tetap mempertahankan eksistensinya sebagai kerajaan Islam yang berdaulat, dengan memiliki sistem pemerintahan, hukum, adat, dan tradisi yang khas.

Kesultanan Cirebon juga tetap menjaga warisan budaya dan seninya, yang menjadi salah satu kekayaan dan keunikan Indonesia.

Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam yang tersohor di Asia, yang patut dibanggakan dan dilestarikan.