Intisari-online.com - Kesultanan Deli didirikan pada tahun 1632 oleh Sultan Iskandar Muda dari Aceh Darussalam, yang merupakan penerus dari Kerajaan Samudra Pasai.
Kesultanan Deli kemudian menjadi kerajaan Islam terbesar dan terkuat di Sumatera, bahkan di Nusantara, yang mampu menguasai sebagian besar wilayah Sumatera, Malaka, dan sekitarnya.
Kesultanan Serdang didirikan pada tahun 1723 oleh Tuanku Umar Johan Alam Shah, yang merupakan keturunan dari Raja Iskandar Muda dari Aceh Darussalam.
Kesultanan Serdang merupakan pecahan dari kesultanan Deli, yang terbentuk akibat konflik internal untuk memperebutkan takhta kerajaan.
Kesultanan Serdang kemudian berkembang menjadi kerajaan yang mandiri dan kuat, meskipun tetap menjalin hubungan baik dengan Aceh Darussalam.
Kesultanan Deli mengalami masa kejayaannya pada abad ke-17 dan ke-18, ketika berhasil memperluas wilayahnya hingga mencapai Padang, Palembang, Bengkulu, Jambi, Lampung, Riau, dan lainnya.
Kesultanan Deli juga memanfaatkan perdagangan rempah-rempah, emas, dan minyak bumi, yang membuatnya kaya dan makmur.
Kesultanan Deli juga dikenal sebagai kerajaan yang toleran dan terbuka terhadap pengaruh budaya asing, seperti Arab, India, Cina, Eropa.
Kesultanan Serdang mengalami masa kejayaannya pada abad ke-19 dan awal abad ke-20, ketika berhasil memperluas wilayahnya hingga mencapai Batang Kuis, Padang, Bedagai, Percut, Senembah, Araskab, Ramunia, Perbaungan, Denai, Serbajadi, Rantau Panjang, Tebing Tinggi, serta sebagian Kabupaten Deli.
Kesultanan Serdang juga memanfaatkan perdagangan tembakau, karet, kelapa sawit, serta hasil pertanian lainnya .
Kesultanan Serdang juga dikenal sebagai kerajaan yang demokratis, humanis, serta berperilaku sosial.
Kebudayaan
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR