Kisah Letnan Fusata Iida, Pelopor Aksi Kamikaze dalam Serangan Pearl Harbor

Afif Khoirul M

Penulis

Serangan Pearl Harbor, peristiwa yang mengubah sejarah dunia hingga berdampak terhadap kemerdekaan Indonesia.

Intisari-online.com - Pada 7 Desember 1941, ratusan pesawat Jepang menyerang pangkalan angkatan laut Amerika Serikat di Pearl Harbor, Hawaii.

Serangan ini merupakan awal dari keterlibatan AS dalam Perang Dunia II.

Serangan ini juga menyaksikan aksi heroik seorang pilot Jepang yang menjadi pelopor kamikaze, yaitu Letnan Fusata Iida.

Siapa itu Letnan Fusata Iida?

Letnan Fusata Iida adalah seorang pilot angkatan laut Jepang yang lahir pada tahun 1913.

Ia lulus dari Akademi Angkatan Laut Kekaisaran Jepang pada tahun 1934 dan bergabung dengan unit udara.

Ia terlibat dalam beberapa pertempuran udara di Cina dan Asia Tenggara. Ia dikenal sebagai pilot yang berani, berbakat, dan berpengalaman.

Apa yang dilakukan Letnan Fusata Iida di Pearl Harbor?

Letnan Fusata Iida adalah pemimpin dari delapan pesawat tempur Mitsubishi A6M5 Zero yang berangkat dari kapal induk Soryu.

Ia ikut dalam serangan gelombang kedua yang mencapai Pulau Oahu, Hawaii, pada pukul 08.55 waktu setempat.

Tujuan utama dari serangan gelombang kedua adalah untuk menghancurkan lapangan terbang dan fasilitas udara AS di pulau itu.

Namun, Letnan Fusata Iida memilih untuk menargetkan kapal-kapal perang AS yang berlabuh di Pearl Harbor. Ia berharap dapat menimbulkan kerusakan besar dan mengubah jalannya perang.

Sayangnya, pesawat Letnan Fusata Iida mengalami kerusakan parah akibat tembakan dari pertahanan udara AS.

Ia pun memutuskan untuk melakukan aksi bunuh diri dengan menabrakkan pesawatnya ke salah satu target.

Kemudian memberi sinyal kepada rekannya untuk melanjutkan serangan tanpanya. Ia menunjuk ke tanah dan berkata, \"Saya akan pergi terlebih dahulu.\"

Baca Juga: Mengapa Jepang Menyerah Tanpa Syarat Kepada Sekutu? Ini Penjelasannya

Target yang dipilih oleh Letnan Fusata Iida adalah hanggar utama di pangkalan udara Hickam Field.

Hanggar ini merupakan tempat penyimpanan dan perawatan pesawat-pesawat AS.

Jika berhasil, serangan ini akan mengurangi kekuatan udara AS secara signifikan. ⁷

Namun, nasib tidak berpihak kepada Letnan Fusata Iida.

Pesawatnya terkena tembakan lagi saat mendekati hanggar. Pesawatnya meledak dan meleset dari sasaran.

Ia hanya berhasil mengenai pagar dan menewaskan seorang prajurit AS. Ia sendiri tewas seketika.

Apa dampak dari aksi Letnan Fusata Iida?

Aksi Letnan Fusata Iida di Pearl Harbor tidak berhasil mencapai tujuannya. Ia tidak dapat menghancurkan hanggar atau kapal perang AS.

Ia hanya menjadi korban pertama dari 64 pilot Jepang yang gugur dalam serangan itu.

Namun, aksi Letnan Fusata Iida menjadi inspirasi bagi para pilot Jepang lainnya yang bersedia mengorbankan nyawa mereka untuk kepentingan negara.

Ia dianggap sebagai pelopor kamikaze, yaitu taktik serangan bunuh diri yang dilakukan oleh pilot-pilot Jepang dengan membawa pesawat berisi bahan peledak ke target musuh.

Taktik kamikaze baru resmi digunakan oleh Jepang pada tahun 1944, ketika perang semakin tidak menguntungkan bagi mereka.

Jepang kehilangan banyak pesawat, pilot, dan sumber daya. Mereka berharap dapat menghentikan kemajuan Sekutu dengan cara yang ekstrem.

Baca Juga: Keruntuhan Kerajaan Mataram Islam, Akibat dari Perjanjian Giyanti dan Perang Jawa yang Dimanfaatkan Belanda

Kamikaze berhasil menimbulkan kerusakan dan kengerian bagi pasukan Sekutu, terutama angkatan laut.

Mereka menenggelamkan atau merusak puluhan kapal, termasuk kapal induk, kapal tempur, dan kapal penjelajah. Mereka juga menewaskan ribuan prajurit dan pelaut.

Namun, kamikaze juga menelan korban jiwa yang besar di pihak Jepang. Sekitar 3.800 pilot kamikaze tewas dalam misi mereka.

Mereka juga tidak dapat mengubah hasil perang. Sekutu tetap maju dan akhirnya menyerbu Jepang. Jepang menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945.

Kisah Letnan Fusata Iida dan para pilot kamikaze lainnya adalah salah satu contoh dari patriotisme, loyalitas, dan pengorbanan yang luar biasa.

Mereka juga menunjukkan betapa mengerikannya perang dan betapa mahalnya harga kemerdekaan.

Mereka pantas dihormati dan diingat sebagai pahlawan, meskipun dengan cara yang kontroversial.

Artikel Terkait