Sekarang Jadi KSAD, Inilah Sosok Maruli Simanjuntak Dan Kisah Cintanya Dengan Putri Luhut Binsar Panjaitan

Moh. Habib Asyhad
Moh. Habib Asyhad

Editor

Kisah cinta Maruli Simanjuntak, sekarang KSAD, dengan Paulina Pandjaitan, putri Luhut Binsar Pandjaitan, berawal saat Sea Games 1995.
Kisah cinta Maruli Simanjuntak, sekarang KSAD, dengan Paulina Pandjaitan, putri Luhut Binsar Pandjaitan, berawal saat Sea Games 1995.

Intisari-Online.com -Luhut Binsar Pandjaitan tak bisa menahan air matanya saat hadir di pelantikan Jenderal Maruli Simanjuntak sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Bagaimana dia tidak terharu melihat sang menantu dilantik sebagai orang nomor satu di TNI Angkatan Darat.

Benar, Maruli adalah menantu kesayangan Luhut Binsar Panjaitan.

Bagaimana kisah cinta Maruli dengan putri Luhut, Paulina Pandjaitan?

Dilaporkan Surya Malang, pertemuan Maruli dan Paulina Pandjaitan terjadi secara tidak sengaja.

Hal itu diungkap Maruli dalam wawancara yang diunggah di channel YouTube, Gilbert Lumoindong.

Menurut Maruli, pertemuan dirinya dengan Paulina terjadi saat SEA Games 1995.

Ketika itu, Maruli adalah seorang atlet judo--sekaligus seorang tentara.

Sementara Paulina bertugas sebagai LO Sea Games.

Dari pertemuan tersebut, hubungan Maruli dan Paulina berlanjut.

Keduanya akhirnya menikah pada Januari 1999.

Dari pernikahan tersebut, mereka telah dikarunia dua anak.

Dari pernikahan Paulina dengan Maruli, mereka dikaruniai seorang putri cantik dan anak laki-laki yang kini masih duduk di bangku sekolah.

Putri semata wayangnya, Faye Hasian Simanjuntak sempat menjadi perbincangan publik.

Namanya menjadi viral setelah berhasil mendirikan Yayasan Rumah Faye, serta mendapatkan penghargaan tahunan dari Belanda, yakni 'International Children's Peace Prize'.

Faye kelahiran 10 April 2002 di Jakarta, lulusan Edmund A. Walsh School of Foreign Service dan Jakarta Intercultural School.

Faye Simanjuntak atau Faye Hasian Simanjuntak adalah pendiri Yayasan Rumah Faye, yayasan nonprofit dan nonpemerintah yang fokus pada isu perlindungan anak.

Faye Simanjuntak selama ini dikenal sebagai salah satu aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) yang peduli terhadap isu perlindungan anak.

Lewat 'Rumah Faye' ia menyuarakan perlindungan anak-anak dari perdagangan hingga eksploitasi anak di seluruh Tanah Air.

"Rumah Faye" adalah wujud nyata dari tekad Faye Simanjuntak untuk melawan perdagangan anak.

Rumah Faye ingin setiap anak memiliki hak untuk hidup, dilindungi, tumbuh, dan berpartisipasi sepenuhnya dalam kehidupan.

Hal itu ditekuni Faye sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar bersama ibunya, Paulina Pandjaitan.

Sebagai istri tentara, tentu saja Paulina kerap mendampingi suami bertugas di berbagai tempat.

Semenjak Mayjen Maruli mengemban amanat sebagai Komandan Paspampres pada 2018-2020, Paulina pun diangkat menjadi Ketua Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI Pragati Wira Anggini (IKKT PWA) BS II Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

IKKT Pragati Wira Anggini merupakan wadah bagi istri anggota TNI di tingkat Mabes AD dan pemerintahan.

Dalam berbagai kesempatan kunjungan kerja atau kunker, sosok Paulina kerap terlihat mendampingi Maruli.

Salah satunya saat meninjau Perbatasan RI - RDTL dan ke Markas Komando Batalyon Infanteri Raider Khusus 744/Satya Yudha Bhakti (SYB), Belu, NTT.

Terdapat momen unik saat itu,sang suami tiba-tiba ditantang panco oleh seorang Prajurit Dua (Prada), anggota Yonif Raider SUS 744/SYB. Sementara Paulina tampak memotret dan mengambil video selama perjalanan di sana.

Tak banyak informasi mengenai Paulina baik masa muda maupun pendidikannya.

Sementara di akun Instagramnya, @pandjaitanuli, ia menuliskan dirinya seorang yang menyukai traveling.

Ia juga seorang ibu yang mencintai anak-anaknya.

Selain itu, Paulina juga menulis ia senang mencari usaha baru, memperluas wawasan dan tidak merasa tua untuk belajar.

Maruli merupakan abituren Akademi Militer (Akmil) 1992 yang berpengalaman di infanteri Komando Pasukan Khusus (Kopassus) dan Detasemen Tempur Cakra.

Setelah menuntaskan pendidikannya di Akmil, pria kelahiran 27 Februari 1970 ini menduduki sejumlah jabatan strategis. Jabatan penting pertama diemban Maruli pada tahun 2002, ketika ia ditunjuk sebagai Komandan Detasemen Tempur Cakra.

Tiga tahun kemudian, ia menjadi Perwira Bantuan Madya Operasi Kopassus. Jabatan itu Maruli emban sejak 2005 hingga 2008.

Setelahnya, pada tahun 2008 Maruli dipercaya mengisi posisi Komandan Batalion 21 Grup 2/Sandhi Yudha.

Jabatan ini dilakoninya hingga 2009. Pada tahun yang sama, Maruli mendapatkan promosi jabatan sebagai Komandan Sekolah Komando Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) hingga 2010.

Kemudian, pada 2010-2013, Maruli dipercaya menjadi Wakil Komandan Grup 1/Para Komando. Lalu, selama 2013-2014, ia menjabat sebagai Komandan Grup 2/Sandhi Yudha.

Artikel Terkait