Find Us On Social Media :

Sosok Ini Menjadi Saksi Baku Tembak Di Rumah Ahmad Yani Saat Gerakan 30 September 1965 Terjadi

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 8 September 2023 | 15:49 WIB

Ahmad Yani menjadi salah satu pahlawan revolusi yang menjadi korban gerakan 30 September 1965. Nugroho Notosusanto menjadi saksi baku tembak di rumah Pak Yani.

Mereka pergi lagi dengan janji akan menelepon Pomdam V/Jaya yang markasnya ada di sudut Jalan Guntur – Jalan Sultan Agung.

Kecelakaan itu terjadi pada jam 20.00. Dua jam kemudian anggota polisi lalu lintas kembali untuk menyampaikan, bahwa mereka telah mencoba menelepon dari maskas polisi Kramatjati, tetapi tidak nyambung-nyambung.

Mereka telah meminta piket kompleks AKRI itu untuk terus berusaha menelepon. Setelah menunggu dua jam lagi, belum juga ada anggota Polisi Militer yang datang, anggota polisi lalu lintas itu pergi lagi untuk mengecek penelepon di Markas Polisi Kramatjati. Mereka tidak juga kembali.

Sementara itu jam sudah menunjukkan jam 01.00 keesokan harinya, hari Jumat, tanggal 1 Oktober 1965.

Kedua belah pihak yang terlibat di dalam kecelakaan itu membuat sepakat untuk bersama-sama pergi ke Jalan Guntur dengan kendaraan pinjaman guna melaporkan secara pribadi kepada Pomdam V/Jaya.

Kami tiba dengan selamat di Jalan Guntur dengan melewati rute Cijantung – Cawang – Jakarta bypass (Jalan Gatot Subroto) – Jalan Pasar Minggu – Jalan Minangkabau – Jalan Sultan Agung Jalan Guntur.

Dengan dua orang anggota Polisi Militer, kami kemudian kembali ke Cijantung dengan melewati rute yang sama.

Setiba di sana, diadakan pengukuran-pengukuran dan tanya-jawab seperlunya dan di sekitar jam 02.30 kami kembali ke Pomdam V/Jaya.

Di sana seorang bintara Polisi Militer mulai menyusun proses verbal di atas mesin tik.

Dengan demikian, pada dinihari tanggal 1 Oktober 1965, saya berada di suatu tempat yang letaknya hanya kurang lebih 500 meter saja dari tempat kediaman Pak Yani.

Hawa mulai sejuk, sedangkan nyamuk mulai menyerang dengan hebatnya. Keadaan badan saya yang sudah sakit, tambah tidak enak lagi karena lelah dan kurang tidur.

Saya memikirkan keluarga di rumah yang tidak tahu bahwa sesungguhnya saya sudah ada di kota Jakarta.