Find Us On Social Media :

Bagaimanakah Karakteristik Perlawanan Terhadap Belanda Sebelum dan Sesudah Abad ke-19?

By Ade S, Senin, 17 Juli 2023 | 10:03 WIB

Pertempuran Ambarawa-Magelang oleh Pasukan TKR. Artikel ini membahas tentang karakteristik perlawanan terhadap Belanda sebelum dan sesudah abad ke-19 di berbagai daerah di Indonesia.

7) Bertujuan mengusir penjajah bukan untuk memerdekakan Indonesia, artinya belum memiliki visi jangka panjang tentang masa depan bangsa

Karakteristik tersebut menyebabkan perjuangan bangsa Indonesia belum berhasil mengusir penjajah. Seperti pada perang-perang berikut ini.

1) Perlawanan Tuanku Imam Bonjol (Perang Padri) di Sumatera Barat, yang berlangsung dari tahun 1803 hingga 1837 melawan penjajahan Belanda dan pengaruh kaum Padri yang ingin menerapkan syariat Islam secara ketat

2) Perlawanan Kapitan Pattimura di Maluku, yang berlangsung pada tahun 1817 melawan penjajahan Inggris dan Belanda yang ingin menguasai rempah-rempah di Maluku

3) Perlawanan Pangeran Diponegoro di Jawa, yang berlangsung dari tahun 1825 hingga 1830 melawan penjajahan Belanda yang ingin mengambil tanah-tanah milik rakyat Jawa untuk proyek irigasi

4) Perlawanan Pangeran Antasari di Kalimantan Selatan, yang berlangsung dari tahun 1859 hingga 1862 melawan penjajahan Belanda yang ingin menguasai sumber daya alam di Kalimantan

5) Perlawanan I Gusti Ketut Jelantik di Bali, yang berlangsung pada tahun 1849 melawan penjajahan Belanda yang ingin menghapus sistem pemerintahan tradisional di Bali

Karakteristik Perjuangan Bangsa Indonesia Sesudah Abad ke-19

Bangsa Indonesia telah melakukan berbagai perlawanan terhadap penjajah sejak abad ke-19. Namun, perlawanan tersebut memiliki beberapa karakteristik umum, menurut situs Kemdikbud, yaitu:

1) Perlawanan berskala kecil dan terbatas pada wilayah tertentu. Ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran nasional dan solidaritas antara masyarakat Indonesia kala itu.

2) Perlawanan berbentuk kekerasan dan menggunakan alat-alat tradisional.

Baca Juga: Bagaimana Dinamika Hubungan Saudagar dan Penguasa Lokal di Nusantara Sebelum Datangnya Bangsa Eropa?