Find Us On Social Media :

Gunung Gamping, Saksi Bisu Berdirinya Keraton Mataram Yogyakarta, Kini Tinggal Menyisakan Gundukan

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 12 Juli 2023 | 09:00 WIB

Situs Gunung Gamping yang sekarang tinggal menyisakan bongkahan merupakan saksi bisu pembangunan Keraton Mataram Yogyakarta oleh Sultan Hamengkubuwono I.

Dia menjelaskan kenapa Gunung Gamping hanya menyisakan bongkahan batu seperti saat ini.

Semua berawal dari aktivitas penambangan besar-besaran untuk produksi kapur pada era Hindia Belanda sekitar tahun 1800.

Tidak ada kepastian sejak kapan aktivitas penambangan besar besaran gamping ini berlangsung.

Namun fakta sejarah mencatat, sekira tahun 1800 tersebut, berkembangnya industri gula di Yogyakarta disinyalir menjadi penyebab utama.

Ini karena setiap pabrik gula saat itu membutuhkan ratusan ton kapur yang dihasilkan dari bahan batu gamping dari Gunung Gamping ini.

Alhasil, aktivitas penambangan menjadikan luasan area Gunung Gamping terus menerus menurun.

Menurut pengetahuan Sugito, awalnya batuan gamping di Gunung Gamping ini diambil untuk membuat Keraton Yogyakarta.

Sembari menunggu pembangunan Keraton Yogyakarta setelah Perjanjian Giyanti, HB I memilih tinggal di sekitar situ pada 1755 hingga 1756.

Di sinilah Pangeran Mangkubumi memantau pembangunan Keraton Yogyakarta yang sekarang masih ada.

Dari cerita yang berebdar, konon di atas bongkahan batu yang sekarang tersisa ini Pangeran Mangkubumi kerap bermunajat.

"Di atas seperti ada semacam petilasan atau bekas tempat duduk yang dipercaya sebagai tempat HB I dulu bertapa," kata Sugito.

Tak sembarang orang menurut Sugito bisa dan diperbolehkan ke atas bongkahan batu gamping ini.

Hanya petugas kebersihan yang diperbolehkan ke atas untuk merawat dan membersihkan area batu dari tanaman liar.

Itu pun dilakukan harus dengan sepengetahuan dan seizin pihak Keraton Yogyakarta.