Find Us On Social Media :

Ratu Ageng Tegalrejo, Permaisuri Mataram Islam Yang Menepi Ke Dusun Terpencil, Jadi Guru Spiritual Pangeran Diponegoro

By Moh. Habib Asyhad, Rabu, 5 Juli 2023 | 15:17 WIB

Sepak terjang Pangeran Diponegoro tak lepas dari sosok guru spiritualnya, Ratu Ageng Tegalrejo, permaisuri Sultan Hamengkubuwono I.

Ratu Ageng Tegalrejo menikah dengan Pangeran Mangkubumi, adik dari Sunan Pakubuwono II dari Mataram.

Pada tahun 1746, terjadi Perang Giyanti antara Pangeran Mangkubumi dan Sunan Pakubuwono II yang didukung oleh Belanda.

Ratu Ageng Tegalrejo mendampingi suaminya dalam perang tersebut dan ikut berperan dalam bidang militer.

Dia menjadi panglima Bregada Langen Kesuma, kesatuan pasukan elite perempuan pengawal raja.

Pasukan ini terkenal tangguh dan mahir dalam menggunakan senjata tradisional maupun modern pada zamannya.

Perang Giyanti berakhir pada 1755 yang ditandai dengan Perjanjian Giyanti yang membagi wilayah Mataram menjadi dua.

Pangeran Mangkubumi menjadi Raja di Kesultanan Yogyakarta dan mendapatkan wilayah Mancanegara Timur.

Ratu Ageng Tegalrejo menjadi permaisuri pertama dari kesultanan baru ini.

Selain dikenal sebagai perempuan pejuang, Ratu Ageng Tegalrejo juga dikenal sebagai perempuan salihah dan peduli dengan nilai-nilai keislaman.

Dia suka membaca kitab-kitab agama dan merawat adat tradisional Jawa di keraton.

Ratu Ageng Tegalrejo juga membekali cucunya, Pangeran Diponegoro, dengan ilmu agama dan kanuragan.

Pada 1792, Sultan Hamengkubuwono I turun tahta dan digantikan oleh putranya yang bernama Sundoro atau Hamengkubuwono II.