Find Us On Social Media :

Kisah Pakubuwono VIII, Raja Surakarta yang Setia pada Satu Istri dan Berkuasa Singkat

By Afif Khoirul M, Rabu, 28 Juni 2023 | 08:15 WIB

Pakubuwono VIII merupakan raja Mataram yang Monogami.

Kemudiqn memperhatikan kesejahteraan rakyatnya dengan memberikan bantuan dan perlindungan.

Pakubuwono VIII juga dikenal sebagai raja yang mencintai seni dan budaya. 

Beliau mendukung perkembangan sastra Jawa dengan menugaskan Raden Ngabehi Ronggowarsito, seorang pujangga keraton.

Untuk menulis karya-karya besar seperti Serat Kalatidha, Serat Wulangreh, dan Serat Wedhatama.

Ia juga memelihara tradisi-tradisi keraton seperti wayang kulit, gamelan, dan tari.

Meskipun berkuasa singkat, Pakubuwono VIII meninggalkan warisan yang berharga bagi Kasunanan Surakarta.

Ia adalah raja monogami pertama dari Mataram yang menunjukkan kesetiaan dan kecintaan kepada satu istri.

Dikenal sebagai raja yang bijaksana dan adil yang mengayomi rakyatnya dengan penuh kasih sayang.

Masa pemerintahannya terbilang sangat pendek dan tidak banyak terjadi konflik antara kerabat keraton.

Ia dikenal sebagai raja yang arif dan jujur.

Pakubuwono VIII wafat pada 28 Desember 1861 dan dimakamkan di Makam Kapingsangan, Imogiri.

Baca Juga: Kangjeng Kyai Suryaraja, Kitab Ramalan Hamengkubuwono II yang Menjadi Pusaka Keraton Yogyakarta

Ia digantikan oleh anak Pakubuwono VI sebagai susuhunan Surakarta selanjutnya, yang bergelar Pakubuwono IX.

Pakubuwono VIII meninggalkan jejak sejarah sebagai raja monogami pertama dari Mataram.

Juga merupakan salah satu raja Surakarta yang paling pendek masa jabatannya. Namun, ia tetap dihormati dan dicintai oleh rakyatnya.