Find Us On Social Media :

Menengok Perilaku 'Sadis' Raja-raja Mataram Islam Ketika Meminta Berkah Kepada Nyai Roro Kidul

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 23 Juni 2023 | 17:46 WIB

Raja-raja Mataram Islam punya kebiasaan bersemadi dan menyendiri untuk mendapat berkah dari Nyai Roro Kidul.

Pada jaman Mataram sendiri acara berburu juga tidak hanya diadakan di dalam Krapyak saja, akan tetapi juga dalam hutan bebas.

Hanya saja berburu dalam hutan bebas ini biasanya terbatas untuk jenis babi liar atau babi hutan.

Berziarah sambil berburu

Apa sebabnya daerah itu yang dipilih menjadi Krapyak disebabkan beberapa hal.

Pertama, karena ibukota Mataram sebelum dipindahkan ke Kartosuro adalah di Plered dan Kerto yang letaknya berdekatan dengan Krapyak-krapyak tadi.

Kedua, karena raja-raja Mataram mempunyai kebiasaan menyepi dan bersemadi di gua-gua yang ada di pantai Selatan.

Tujuannya meminta berkah dari Nyai Roro Kidul sebagai Penguasa Laut Selatan, agar dapat memimpin kerajaannya dengan baik.

Selama mereka bersemadi itulah kadang-kadang diadakan acara selingan berburu sebagai rekreasi.

Waktu ibukota Mataram dipindah ke Kartosuro dan kemudian ke Surakarta, Krapyak-krapyak tadi tetap dipelihara meskipun jaraknya amat jauh untuk ukuran waktu itu.

Hal ini disebabkan karena kebiasaan untuk bersemadi tadi masih tetap dilakukan.

Selain itu hal yang biasa dilakukan oleh raja Hayam Wuruk pada jaman Majapahit untuk berziarah ke tempat-tempat keramat dan ke makam leluhur dinasti, masih dijalankan juga oleh raja-raja Mataram pada zaman Kartosuro dan Surakarta.

Krapyak Pring Amba, misalnya, terletak di kaki bukit Girilaya dan di bukit ini dimakamkan salah seorang isteri Amangkurat I dan Sunan Geseng salah seorang di antara Walisongo.