Find Us On Social Media :

Diserang Kerajaan Chola Dari India Secara Tiba-tiba, Kerajaan Sriwijaya Pun Lumpuh Seketika

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 18 Juni 2023 | 14:15 WIB

Ketika Kerajaan Chola di India menyerbu kerajaan Sriwijaya tanpa sebab yang jelas. Sriwijaya pun kocar-kacir.

Ketika Kerajaan Chola di India menyerbu kerajaan Sriwijaya tanpa sebab yang jelas. Sriwijaya pun kocar-kacir.

Intisari-Online.com - Kerajaan Chola dikenal sebagai salah satu kekaisaran terbesar di India, terutama di India bagian selatan.

Tapi tahukah kamu bahwa kerajaan yang mencapai puncak kejayaannya di Rajaraja I pernah menyerbu Kerajaan Sriwijaya yang ada di Sumatera?

Ketika itu Kerajaan Chola dipimpin oleh Rajendra Chola I yang notabene adalah putra dari Rajaraja I.

Padahal sebelumnya hubungan Sriwijaya dan Cholamandala begitu bagusnya.

Kerajaan Chola atau Colamandala yang berpusat di India Selatan.

Kerajaan ini pernah mengirim serangan ke Kerajaan Sriwijaya di Palembang pada 1017 dan 1025.

Nama raja Colamandala yang menyerang Kerajaan Sriwijaya adalah Rajendra Chola I, yang berkuasa antara 1014-1044.

Serangan mendadak dari Kerajaan Chola pun menjadi salah satu faktor kemunduran Kerajaan Sriwijaya.

Selama beberapa abad, Kerajaan Sriwijaya telah menjalin hubungan baik dengan para penguasa di India.

Kerajaan Sriwijaya pun menjalin hubungan baik dengan Kerajaan Chola hingga masa pemerintahan Rajaraja I (985-1014).

Serangan mendadak Kerajaan Chola ke Sriwijaya di masa kekuasaan Rajendra Chola I (1014-1044) menjadi salah satu peristiwa paling mengejutkan dalam sejarah hubungan India dan Indonesia.

Terlebih lagi, tidak ditemukan cacatan tertulis mengenai alasan Kerajaan Chola menyerang Sriwijaya.

Para sejarawan hanya bisa menerka alasannya dengan mengaitkan berbagai peristiwa dan kondisi saat itu.

Secara umum, para sejarawan meyakini bahwa motif utama serangan tersebut adalah masalah ekonomi.

Ada beberapa hal yang diduga menjadi pemicu serangan Kerajaan Chola ke Sriwijaya.

- Kerajaan Sriwijaya berusaha menjaga hegemoninya di laut dengan menghalangi perdagangan Kerajaan Chola dengan wilayah timur, khususnya China, yang membuat Rajendra Chola I marah dan melancarkan serangan untuk melemahkan hegemoni Sriwijaya.

- Keinginan Rajendra Chola I untuk memperluas kemenangan militernya ke negeri yang kaya semata-mata karena prestise.

- Pajak tinggi yang dikenakan oleh Kerajaan Sriwijaya di Selat Malaka membuat kapal dagang dari Chola merugi.

- Masalah geopolitik di mana Kerajaan Khmer meminta bantuan dari Rajendra Chola I untuk melawan Tambralinga, yang kemudian menjalin aliansi dengan Sriwijaya.

Invasi Kerajaan Chola merupakan serangan mendadak yang sama sekali tidak diantisipasi oleh Kerajaan Sriwijaya.

Ketika itu kekuatan militer Kerajaan Chola lebih kuat, sehingga dengan mudah menaklukkan Sriwijaya dan wilayah-wilayah di sekitar Semenanjung Malaya.

Armada Kerajaan Chola juga masuk dari arah yang tidak disangka, yakni dari Selat Sunda alih-alih dari Selat Malaka.

Angkatan Laut Kerajaan Sriwijaya yang berjaga di sekitar Kedah pun tidak menyadari kedatangan pasukan Chola.

Wilayah Kerajaan Sriwijaya yang pertama kali diserang adalah bagian ibu kota, yakni Palembang.

Angkatan laut Kerajaan Chola dengan cepat menyerbu dan menjarah ibu kota Sriwijaya, sebelum akhirnya bergerak ke beberapa wilayah di sekitar Semenanjung Malaya.

Serangan ini membuat kekayaan Kerajaan Sriwijaya dirampas habis oleh Kerajaan Chola.

Raja Sangramawijayottungawarman yang berkuasa di Kerajaan Sriwijaya saat itu juga ditawan oleh Rajendra Chola I.

Penangkapan Sangramawijayottungawarman menandai berakhirnya kekuasaan Dinasti Syailendra di Kerajaan Sriwijaya.

Serangan Kerajaan Chola membuat pemerintahan Sriwijaya lumpuh seketika.

Tapi Rajendra Chola I tidak menduduki Kerajaan Sriwijaya dan wilayah-wilayah di sekitar Semenanjung Malaya yang telah ditaklukkannya.

Kerajaan Sriwijaya tetap eksis, tetapi dominasinya dalam perdagangan laut di Asia Tenggara telah berakhir.

Pasalnya, peperangan antara Kerajaan Sriwijaya dan Cola mengakibatkan kehancuran jalur perdagangan yang menjadi sumber penghasilan utama Sriwijaya.

Sriwijaya Meredupnya pengaruh Kerajaan Sriwijaya membuka peluang bagi kerajaan-kerajaan di Sumatera dan Jawa untuk berkembang.

Selain itu, serangan Kerajaan Chola mengakibatkan pedagang Melayu tersingkir oleh kedatangan pedagang Tamil di Sumatera.

Sepeninggal Rajendra Chola I, hubungan antara Sriwijaya dan Chola membaik.

Bangsawan Chola diterima di istana Sriwijaya dan pada tahun 1067, seorang pangeran Chola bernama Divakara atau Devakala dikirim sebagai utusan Kerajaan Sriwijaya ke China.

Pangeran yang merupakan keponakan Rajendra Chola inilah yang kemudian dinobatkan sebagai raja Chola pada 1070 dengan gelar Kulothunga Chola I.

Setelah itu, Kerajaan Chola juga beberapa kali membantu Kerajaan Sriwijaya merebut kembali wilayah kekuasaannya yang mencoba melepaskan diri.