Find Us On Social Media :

Peristiwa Terbentuknya Karesidenan Surakarta, Imbas Perjanjian Giyanti dan Salatiga yang Mengubah Peta Kekuasaan di Jawa

By Afif Khoirul M, Rabu, 14 Juni 2023 | 13:27 WIB

Peristiwa terbentuknya Karesidenan Surakarta.

Mataram yang dulunya merupakan kerajaan besar dan kuat terpecah menjadi empat wilayah, yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegaran, dan Pakualaman.

Belanda juga semakin menguasai Jawa dengan menjadikan keempat wilayah tersebut sebagai negara bawahan atau vazal.

Belanda juga menempatkan residen sebagai wakilnya di setiap karesidenan untuk mengawasi dan mengatur urusan pemerintahan.

Karesidenan Surakarta kemudian dibentuk tanggal 16 Juni 1946.

Pada tanggal tersebut, wilayah Surakarta yang sebelumnya merupakan Daerah Istimewa Surakarta di bawah kepemimpinan Sri Susuhunan Pakubuwono XII dan Sri Mangkunegoro VIII, kehilangan otonominya dan menjadi wilayah administratif Belanda.

Karesidenan Surakarta terdiri dari Kota Praja Surakarta dan enam kabupaten di sekitarnya, yaitu Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

Karesidenan Surakarta berlangsung hingga tahun 1950, ketika Indonesia merdeka dari Belanda.

Pada tanggal 4 Juli 1950, Karesidenan Surakarta dibubarkan dan digantikan oleh Kota Surakarta dan enam kabupaten di sekitarnya, yaitu Karanganyar, Sragen, Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

Karesidenan Surakarta memiliki sejarah yang panjang dan kaya.

Wilayah ini merupakan pusat budaya Jawa yang melestarikan tradisi dan seni keraton, seperti wayang, gamelan, batik, tari, dan sastra.

Karesidenan Surakarta juga menjadi saksi berbagai peristiwa penting dalam sejarah Indonesia, seperti Perang Diponegoro, Perang Jawa, Serangan Umum 1 Maret 1949, Pemberontakan PKI Madiun, dan Revolusi Sosial.

Baca Juga: Wilayah yang Dikuasai oleh Raden Mas Said Usai Perjanjian Salatiga yang Memecah Mataram Islam Menjadi Tiga

Karesidenan Surakarta juga memiliki banyak tempat bersejarah dan menarik untuk dikunjungi, seperti Keraton Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran, Masjid Agung Surakarta, Pasar Klewer, Museum Radya Pustaka, Museum Keris Nusantara, Museum Batik Danar Hadi, dan lain-lain.

Karesidenan Surakarta juga terkenal dengan kuliner khasnya, seperti nasi liwet, serabi solo, timlo solo, tengkleng, selat solo, dan lain-lain.

Karesidenan Surakarta merupakan salah satu wilayah yang berperan penting dalam sejarah dan budaya Indonesia.

Wilayah ini juga memiliki potensi untuk berkembang menjadi kota modern yang tetap menjaga identitasnya sebagai kota budaya.