Rara Oyi menjadi salah satu selir raja Mataram Islam yang punya kisah tragis. Jasadnya dimakamkan di pemakaman Banyusumurup, makam untuk para pecundang.
Intisari-Online.com -Kenapa raja-raja Mataram Islam gemar mencari selir di wilayah Jawa Timur?
Ada yang bilang, seorang raja Mataram punya puluhan selir.
Salah satu asal selir-selir raja itu adalah Jawa Timur.
Konon kabarnya, ada 11 kabupaten di Jawa Timur yang dikenal sebagai pemasok selir raja Mataram Islam.
Ada Blitar, ada Malang, ada Banyuwangi, ada juga Lamongan.
Belum lama Surabaya dan Madiun.
Sementara untuk wilayah Jawa Tengah, selir-selir biasanya didatangkan dari Pati, Jepara, Grobogan, dan Wonogiri.
Ada juga dari Jawa Barat, persisnya Indramayu, Karawang, dan Kuningan.
Selain cantik, apa syarat seorang wanita layak menjadi selir raja Mataram Islam?
Biasnya, seorang selir raja Mataram harus bersifat lemah lembuh dan anggun.
Dan selir-selir dari Jawa Timur disebut memenuhi kriteria tersebut.
Ironisnya, Rara Oyi adalah selir raja yang nasibnya tragis.
Rara Oyi adalah seorang putri dari Demang Mangunjaya, seorang bangsawan dari Surabaya.
Ia memiliki kecantikan yang memikat hati banyak orang, termasuk Sunan Amangkurat I, raja Mataram Islam, dan putra mahkotanya, Adipati Anom.
Namun kecantikan Rara Oyi juga menjadi penyebab kemalangannya.
Ia harus mengorbankan nyawanya demi cinta dan tahta.
Kisah Rara Oyi dimulai pada tahun 1668, ketika Amangkurat I sedang berduka atas meninggalnya istrinya, Kanjeng Ratu Malang.
Ia kemudian memerintahkan dua hulubalangnya, Nayatruna dan Yudhakarti, untuk mencari penggantinya.
Keduanya berangkat ke Surabaya dan menemukan Rara Oyi yang masih berusia 11 tahun di Kali Mas.
Mereka langsung terpesona oleh kecantikan gadis itu dan membawanya ke Keraton Plered.
Amangkurat I juga tertarik dengan Rara Oyi, namun ia merasa gadis itu masih terlalu kecil untuk dipinang.
Ia lalu menitipkannya kepada Ngabei Wirareja, salah seorang mantrinya, untuk mengurusnya sampai dewasa.
Namun nasib berkata lain.
Rara Oyi secara tidak sengaja bertemu dengan Adipati Anom, putra sulung Amangkurat I yang diangkat sebagai pewaris tahta.
Adipati Anom langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Rara Oyi.
Meskipun tahu bahwa Rara Oyi adalah calon selir ayahnya, Adipati Anom tidak bisa menahan perasaannya.
Ia bahkan sakit-sakitan karena cintanya yang tak terbalas.
Ia kemudian dibantu oleh Pangeran Purbaya, saudara ipar Amangkurat I, untuk membawa lari Rara Oyi dari rumah Wirareja.
Dengan iming-iming harta berlimpah, Wirareja pun menyerahkan Rara Oyi kepada Adipati Anom.
Peristiwa ini akhirnya sampai ke telinga Amangkurat I.
Ia sangat marah dan merasa dikhianati oleh putra dan mantrinya sendiri.
Ia pun menghukum mereka dengan keras.
Wirareja dan keluarganya diasingkan ke Ponorogo dan dibunuh di tengah jalan.
Pangeran Purbaya juga dihukum mati karena dianggap sebagai dalang pemberontakan.
Adipati Anom sendiri harus menghadapi pilihan sulit dari ayahnya.
Amangkurat I memberi ultimatum kepada Adipati Anom: membunuh Rara Oyi atau kehilangan haknya sebagai putra mahkota.
Jika ia memilih untuk hidup bersama Rara Oyi, ia harus meninggalkan keraton dan tidak akan pernah menjadi raja.
Jika ia memilih untuk membunuh Rara Oyi, ia akan tetap menjadi pewaris tahta dan mendapat pengampunan dari ayahnya.
Adipati Anom yang bimbang akhirnya memilih untuk menghabisi nyawa Rara Oyi dengan racun.
Ia melakukan hal itu dengan berat hati dan menyesal seumur hidupnya.
Ia menguburkan jenazah Rara Oyi di tanah Lipura dengan nama Ratu Mangkurat.
Namun menurut sumber lain, Rara Oyi dikebumikan di pemakaman Banyusumurup dengan nama yang sama.
Kisah tragis Rara Oyi menjadi salah satu legenda Jawa yang menggambarkan konflik antara ayah dan anak di kerajaan Mataram.
Kisah ini juga menunjukkan betapa kecantikan bisa menjadi berkah sekaligus bencana bagi seorang perempuan.
Rara Oyi adalah selir yang menjadi korban konflik ayah dan anak di kerajaan Mataram.