Find Us On Social Media :

Peristiwa AS-Uni Soviet untuk Membatasi Senjata Nuklir, Tanda Tangani Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik 26 Mei 1972

By Afif Khoirul M, Jumat, 26 Mei 2023 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Rudal Balistik Uni Soviet.

Traktat ABM berlaku selama 30 tahun, dari tahun 1972 sampai tahun 2002.

Selama periode itu, traktat ini mengalami beberapa modifikasi dan penyesuaian, sesuai dengan perubahan situasi keamanan global.

Pada tahun 1974, kedua belah pihak sepakat untuk mengurangi jumlah sistem ABM menjadi satu saja.

Pada tahun 1987, AS dan Uni Soviet juga menandatangani Traktat Intermediate-Range Nuclear Forces (INF), yang melarang semua rudal balistik jarak menengah di Eropa.

Namun, traktat ABM juga menghadapi beberapa tantangan dan kritik, baik dari dalam maupun luar kedua negara.

Beberapa pihak menganggap traktat ABM sebagai pengorbanan keamanan nasional demi kerjasama internasional.

Beberapa pihak lain mengkhawatirkan bahwa traktat ABM akan menghambat pengembangan teknologi pertahanan nuklir yang lebih canggih dan efektif.

Selain itu, munculnya negara-negara nuklir baru, seperti Cina, India, Pakistan, dan Korea Utara, juga menimbulkan pertanyaan tentang relevansi traktat ABM dalam konteks multipolar.

Pada tahun 2001, Presiden AS George W. Bush mengumumkan bahwa AS akan keluar dari traktat ABM, dengan alasan bahwa traktat tersebut sudah ketinggalan zaman dan tidak sesuai dengan ancaman masa kini.

Keputusan ini menimbulkan kekecewaan dan kecaman dari Uni Soviet (yang kemudian menjadi Rusia) dan banyak negara lain.

AS kemudian melanjutkan rencananya untuk membangun Sistem Pertahanan Rudal Nasional (NMD), yang bertujuan untuk melindungi wilayah AS dari serangan rudal balistik dari negara-negara nakal.

Baca Juga: Peristiwa Heroik Sultan Baabullah yang Berhasil Membela Ternate dari Serangan Portugis pada 25 Mei

Traktat ABM adalah salah satu contoh perjanjian sejarah yang mencerminkan upaya AS dan Uni Soviet untuk mengendalikan senjata nuklir mereka dan mencegah perang nuklir.

Meskipun traktat ini sudah tidak berlaku lagi, dampaknya masih terasa hingga saat ini.

Traktat ABM juga memberikan pelajaran penting tentang tantangan dan peluang dalam bidang kontrol senjata nuklir di masa depan.