Find Us On Social Media :

Peristiwa AS-Uni Soviet untuk Membatasi Senjata Nuklir, Tanda Tangani Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik 26 Mei 1972

By Afif Khoirul M, Jumat, 26 Mei 2023 | 15:15 WIB

Ilustrasi - Rudal Balistik Uni Soviet.

Intisari-online.com - Pada tanggal 26 Mei 1972, Presiden AS Richard Nixon dan Pemimpin Uni Soviet Leonid Brezhnev meneken Traktat Peluru Kendali Anti-Balistik (ABM).

Traktat ini adalah salah satu perjanjian kontrol senjata nuklir terpenting dalam sejarah, karena bertujuan untuk mengurangi risiko perang nuklir antara dua negara adikuasa.

Traktat ABM melarang kedua belah pihak untuk memiliki lebih dari dua sistem peluru kendali anti-balistik, yaitu rudal yang dapat menghancurkan rudal balistik yang membawa hulu ledak nuklir.

Sistem-sistem ini hanya boleh digunakan untuk melindungi ibu kota masing-masing negara dan satu lokasi militer.

Selain itu, traktat ini juga membatasi jumlah rudal dan radar yang dapat digunakan dalam sistem ABM.

Tujuan dari traktat ABM adalah untuk menjaga keseimbangan strategis antara AS dan Uni Soviet, dengan menghindari perlombaan senjata nuklir yang tidak terbatas.

Dengan membatasi kemampuan pertahanan nuklir, traktat ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan stabilitas krisis.

Dengan membuat kedua belah pihak lebih enggan untuk melakukan serangan nuklir pertama, karena takut akan balasan yang menghancurkan.

Traktat ABM merupakan hasil dari negosiasi yang panjang dan rumit antara AS dan Uni Soviet, yang dimulai pada tahun 1969.

Negosiasi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi rudal, perubahan politik di kedua negara, tekanan dari sekutu-sekutu NATO dan Warsawa, serta gerakan anti-perang dan anti-nuklir di seluruh dunia.

Traktat ABM juga merupakan bagian dari upaya Nixon untuk mendekati Uni Soviet melalui kebijakan détente, yang bertujuan untuk meredakan ketegangan Perang Dingin.

Baca Juga: Ngeri! 90 Juta Nyawa Terancam Melayang dalam Beberapa Jam, Peristiwa Pemindahan Senjata Nuklir oleh Putin Ini Jadi Pemicu