Find Us On Social Media :

Saat 14 Sosok Menteri Tak Mau Terlibat Dalam Komite Reformasi Rancangannya, Soeharto Semakin Yakin Mundur

By Moh. Habib Asyhad, Minggu, 21 Mei 2023 | 19:17 WIB

14 menteri bidang Ekuin menolak terlibat dalam Komite Reformasi, Soeharto pun semakin yakin mundur dari jabatan presiden. Era reformasi dimulai.

Bagi mereka, keputusan Soeharto untuk membentuk Komite Reformasi hanya mengulur-ulur waktu.

Keesokan harinya, atau pada 20 Mei 1998, sebanyak 14 menteri bidang Ekuin sepakat tidak bersedia mendapat peran dalam Komite Reformasi atau kabinet reformasi hasil reshuffle.

Penolakan itu disampaikan melalui sepucuk surat yang disampaikan oleh Kolonel Sumardjono pada malam harinya.

Surat itu dikenal sebagai Deklarasi Bappenas.

Sesaat setelah menerima surat itu, Soeharto langsung masuk ke kamar dan membacanya.

Ada 14 menteri yang menandatangani surat tersebut.

Mereka adalah Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi MBA, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng.

Di momen itulah Soeharto merasa telah ditinggal oleh orang-orangnya, oleh para menterinya.

Dan di momen itulah dia semakin yamin untuk mundur dari jabatan presiden yang sudah dia pegang sekitar tiga dasawarsa lamanya.

Tak lama kemudian, Soeharti memanggil Habibie untuk memberitahukan soal kemungkinan dia mundur.

Habibie diminta untuk siap jika kekuasaan diserahkan kepadanya.

Probosutedjo, adik Soeharto, yang berada di kediaman Jalan Cendana pada malam itu, mengungkapkan jika Soeharto terlihat gugup dan bimbang.