Banyak masyarakat pesisir yang masih terus melaksanakan larung sesaji setiap tahunnya.
Hal ini dilakukan untuk terus menjaga tradisi warisan leluhur supaya tidak hilang dimakan oleh zaman.
Selain itu, dengan diadakannya larung saji, banyak turis lokal dan mancanegara yang datang untuk berwisata.
Ini tentu berdampak baik bagi perekonomian rakyat dan pelestarian budaya Indonesia.
Tradisi Larung Saji di Beberapa Daerah di Indonesia
Pati
Salah satu daerah yang masih terus melakukan upacara tradisi larung saji adalah Pati.
Di Pati, ritual dimulai dengan pembacaan doa, pelarungan sesaji, dan makan bersama di atas kapal.
Pementasan kesenian tradisional pun turut memeriahkan tradisi larung sesaji di Pati.
Magetan
Di Magetan, tumpeng besar diiringi oleh rombongan yang terdiri atas pasukan berkuda, cucuk lampah, demang sarangan, dan rombongan reog.
Pekalongan
Acara larung sesaji di Pekalongan dimulai dengan membawa sesaji sejauh satu kilometer dari tempat pelelangan ikan.
Setelah diarak, sesaji didoakan oleh kyai dan kemudian diturunkan ke laut atau dihanyutkan.
Biasanya, acara dimeriahkan dengan lomba dayung dan pertunjukkan wayang golek.
Itu baru tiga tempat, kita belum menyebut tempat-tempat lain seperti di Trenggalek, Tuban, Lamongan, Jember, dan lain sebagainya.