Find Us On Social Media :

Kisah Sisingamangaraja XII, Raja Batak yang Melawan Penjajah Belanda dengan Strategi dan Senjata Tradisional

By Afif Khoirul M, Senin, 10 April 2023 | 20:15 WIB

Ilustrasi - Sisinga Mangaraja

Baca Juga: Menguak Misteri Kesaktian Raja-Raja Jawa, Apakah Benar atau Hanya Mitos?

Kemudian mereka juga menentang upaya Belanda untuk menyebarkan agama Kristen di wilayah mereka.

Perlawanan Sisingamangaraja XII terhadap Belanda mencapai puncaknya pada tahun 1878, ketika ia memimpin pasukan Batak untuk menyerang pos-pos militer Belanda di Tarutung dan Sipoholon.

Serangan ini berhasil menggemparkan Belanda dan memicu perang besar-besaran antara kedua belah pihak.

Sisingamangaraja XII menggunakan strategi gerilya dalam berperang melawan Belanda.

Ia memanfaatkan keunggulan medan pegunungan dan hutan yang dikuasainya untuk melakukan serangan mendadak dan menghindari pertempuran terbuka.

Menggunakan senjata tradisional seperti tombak, parang, busur, dan sumpit yang dilumuri racun.

Belanda menghadapi kesulitan besar dalam mengejar dan menangkap Sisingamangaraja XII.

Mereka harus berhadapan dengan kondisi alam yang berat, penyakit malaria, dan kurangnya dukungan dari masyarakat setempat.

Lalu mereka harus menghadapi perlawanan dari suku-suku lain di Sumatera Utara, seperti Aceh dan Mandailing.

Perlawanan Sisingamangaraja XII berlangsung hingga tahun 1907. Pada tanggal 17 Juni 1907, ia terlibat dalam pertempuran sengit dengan pasukan Belanda di Si Onom Hudon, Dairi.

Dalam pertempuran itu, ia terkena tembakan senapan Belanda dan tewas bersama dua putranya, Patuan Nagari Sinambela dan Patuan Anggi Sinambela.

Baca Juga: Kisah Ra Tanca, Abdi Dalem yang Dieksekusi Dengan Cara Sangat Tragis Usai Bunuh Raja Majapahit di Dalam Istana

Kematian Sisingamangaraja XII menjadi akhir dari perlawanan Batak terhadap Belanda.

Jenazahnya dimakamkan di Tarutung, Tapanuli Utara, lalu dipindahkan ke Soposurung, Balige, Toba pada tahun 1953.

Ia dikenang sebagai salah satu pahlawan nasional yang berani dan gigih dalam melawan penjajah.