Find Us On Social Media :

Kisah Sisingamangaraja XII, Raja Batak yang Melawan Penjajah Belanda dengan Strategi dan Senjata Tradisional

By Afif Khoirul M, Senin, 10 April 2023 | 20:15 WIB

Ilustrasi - Sisinga Mangaraja

Intisari-online.com  - Sisingamangaraja XII adalah raja dan pendeta terakhir dari masyarakat Batak di Sumatera Utara.

Ia juga merupakan pejuang yang berperang melawan penjajahan Belanda selama hampir 30 tahun.

Lalu, dia diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1962 karena jasanya dalam mempertahankan tanah air.

Sisingamangaraja XII lahir dengan nama Patuan Bosar Sinambela pada tahun 1849 di Bakkara, Tapanuli.

Ia adalah keturunan dari dinasti Singa Mangaraja, yang berarti Raja Singa Agung.

Dinasti ini berasal dari salah satu pejabat yang ditunjuk oleh raja Pagaruyung, kerajaan Minangkabau yang sangat berkuasa pada masa itu.

Ia naik tahta sebagai Sisingamangaraja XII pada tahun 1876, menggantikan ayahnya, Sisingamangaraja XI, yang meninggal dunia.

Sebagai raja dan pendeta, ia memiliki peran ganda sebagai pemimpin politik dan agama bagi masyarakat Batak.

Ia dihormati sebagai titisan Batara Guru, dewa tertinggi dalam kepercayaan Batak.

Kemudian dia juga diyakini memiliki kekuatan gaib, seperti mengusir roh jahat, mengeluarkan hujan, dan mengendalikan penanaman padi.

Saat Belanda mulai menancapkan pengaruhnya di Sumatera Utara sejak tahun 1850-an, Sisingamangaraja XII bersama ayahnya mulai melakukan perlawanan.

Mereka menolak untuk tunduk kepada pemerintahan kolonial Belanda dan berusaha mempertahankan kemerdekaan dan kebudayaan Batak.