Find Us On Social Media :

Datang Ke Jawa Menagih Untuk Utang Amangkurat II, Kapten Tack Menemui Ajal Di Tangan Pasukan Suropati

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 7 April 2023 | 10:25 WIB

Dengan track record menumpas pemberontakan Trunojono, Kapten Tack datang ke Jawa untuk menangkap Untung Surapati dan menagih utang Amangkurat II. Yang ada, nasibnya jadi taruhannya.

Kali ini, Tack menghadapi pasukan petualang yang terlatih dengan senjata dan strategi sandiwara.

Strategi Surapati dan ketidakgamblangan sikap Susuhunan menyebabkan Tack berjalan menuju sebuah jebakan.

Di alun-alun Kartasura, Tack dan pasukannya tidak pernah mengira akan mendapat perlawanan dahsyat dari laskar Surapati.

Dalam Babad Tanah Jawi, terdapat kisah tentang kemarahan Tack pada saat mendengar Surapati mengamuk.

Sang Kapten itu melemparkan topinya ke tanah, menggigiti kumisnya, dan matanya memancarkan warna merah, sembari mengumpat-umpat—“Perdam-perdom.”

Sementara, menurut arsip Belanda semasa, terjadi kebingungan dan kekacauan dalam pasukan VOC.

Mereka menembak tanpa membidik, sementara untuk mengisi kembali senapannya perlu waktu.

Dalam naungan asap nan gelap, padang-pedang laskar Surapati yang bermata gelap pun dengan mudah menetak mereka.

Dalam pertempuran di alun-alun itu Tack turun dari kudanya. Namun, setelah pengawalnya banyak yang tewas, dia pun bermaksud kembali ke kuda tunggangannya.

Malangnya, sebelum kakinya menginjak sanggurdi, dia telah tewas terbunuh oleh laskar Bali yang membabi buta. Saat jenazah Tack ditemukan, terdapat 20 luka tusukan berat di tubuhnya.

Prajurit Jawa yang diharapkannya bakal membantu menyergap Surapati justru membelot dan berbalik melawannya.

Jikalau Tack tidak gegabah dengan meninggalkan serdadu-serdadu tombaknya di loji VOC, barangkali kisahnya tak akan setragis ini.