Find Us On Social Media :

Saktinya Kutukan Amangkurat I Kepada Amangkurat II, Amangkurat III Yang Merasakan Akibatnya

By Moh. Habib Asyhad, Kamis, 6 April 2023 | 19:12 WIB

Menjelang ajalnya, Amangkurat I disebut mengutuk Amangkurat II soal takhta Mataram Islam. Kutukan itu dipercaya ampuh.

Namun, takhta Amangkurat III tidak diakui oleh Pakubuwono I, yang merupakan adik kandung Amangkurat II dan paman Amangkurat III.

Pakubuwono I telah menyatakan dirinya sebagai raja Mataram sejak tahun 1703 dengan dukungan dari rakyat dan VOC.

Terjadi perang saudara antara Amangkurat III dan Pakubuwono I yang dikenal sebagai Perang Suksesi Jawa I.

Perang ini berlangsung hingga tahun 1704.

Dalam perang ini, Amangkurat III mengalami kekalahan dan terpaksa melarikan diri ke Jawa Timur.

Amangkurat III berusaha mendapatkan bantuan dari para bangsawan dan kerajaan-kerajaan di Jawa Timur, seperti Pasuruan, Gresik, Surabaya, Tuban, dan Madura.

Namun, ia tidak mendapat dukungan yang signifikan karena banyak yang sudah beralih ke Pakubuwono I.

Pakubuwono I terus mengejar Amangkurat III hingga ke ujung timur Jawa.

Ia berhasil menaklukkan beberapa benteng pertahanan Amangkurat III, seperti Kediri, Jombang, Mojokerto, dan Surabaya.

Pada tahun 1705, ia berhasil mengepung Amangkurat III di Pasuruan.

Amangkurat III tidak punya pilihan lain selain menyerah kepada Pakubuwono I.

Namun, ia tidak mau menyerahkan pusaka kerajaan Mataram yang masih ia bawa, seperti keris Kyai Ageng Plered dan Kyai Ageng Surokelir.

Ia hanya bersedia menyerahkannya langsung kepada Pakubuwono I.

VOC kemudian memindahkan Amangkurat III ke tahanan Batavia. Dari sana ia diangkut untuk diasingkan ke Sri Lanka hingga wafat pada tahun 173423

Dengan demikian, kutukan Amangkurat I kepada Amangkurat II terbukti menjadi kenyataan.

Setelah Amangkurat III, tidak ada lagi keturunan Amangkurat II yang menjadi raja Mataram.

(sebagian artikel menggunakan bantuan AI)