Find Us On Social Media :

Kisah Nabi Saleh AS, Kaum Tsamud dan Unta Betina yang Keluar dari Batu

By Rina Wahyuhidayati, Selasa, 21 Maret 2023 | 07:05 WIB

ilustrasi - Kisah Nabis Saleh AS

Intisari-Online.com - Dikisahkan pada masa Nabi Saleh AS, umatnya yakni Kaum Tsamud diazab Allah SWT karena ingkar.

Kaum Tsamud hidup dianugerahi hidup sejahtera dan kemakmuran.

Tempat mereka tinggal menjadi jalur perdagangan yang menguntungkan mereka.

Bukan itu saja, kaum Tsamud juga dianugerahi kecakapan ilmu memahat.

Mereka sanggup memahat gunung untuk dijadikan rumah.

Namun, semua anugrah itu tak dibarengi dengan iman hingga membuat mereka menjadi umat yang lalai.

Kaum Tsamud pun menjadi golongan yang kafir dan musyrik yang menyembah berhala.

Mereka juga banyak melakukan kejahatan dan membuat kerusakan.

Allah pun mengutus Nabi Saleh AS untuk memberi peringatan pada Kaum Tsamud dan demi menyadarkan mereka.

Nabi Saleh pun merupakan seorang dari Kaum Tsamud itu sendiri.

Nabi Shaleh terus berdakwah, meski kaum Tsamud semakin memusuhinya.

Kesabaran yang merupakan sifat Nabi Saleh akhirnya membuahkan hasil.

Sebagian kecil dari umatnya ada yang menjadi pengikut beliau.

Hal itu membuat mereka yang ingkar dan memusuhinya menjadi gelisah.

Kuil-kuil yang biasanya penuh, kini terlihat sepi.

Mereka lantas memikirkan cara memojokkan Nabi Saleh dengan memintanya mebuktikan kenabiannya.

Singkat cerita, dengan petunjuk dan kehendak Allah SWT, Nabi Shaleh kemudian memukulkan tongkatnya ke sebuah batu besar.

Tiba-tiba, muncul seekor unta betina yang besar dari batu itu. Ya benar, mukjizat nabi saleh adalah dapat mengeluarkan unta betina dari dalam batu besar.

“Apa ini yang kalian inginkan?” tanya Nabi Shaleh.

Semua orang yang mengejek, seketika terdiam tanpa kata.

Mereka mengucek-ucek mata mereka, tak percaya dengan keajaiban yang baru mereka lihat itu.

“Bagaimana unta betina bisa tiba-tiba muncul dari batu?” bisik lelaki yang tadi paling bersemangat mengejek Nabi Shaleh kepada temannya.

“Aku juga tidak tahu,” bisik temannya itu.

“Mengapa kalian diam saja dan tidak menjawab pertanyaanku?” ujar Nabi Shaleh. Tapi, mereka semua tetap terdiam.

“Baiklah, rawat unta betina ini dengan baik. Dia akan memberi kalian banyak manfaat.

Jangan kalian sakiti, apalagi membunuhnya. Jika kalian melanggarnya, akan datang azab yang pedih untuk kalian!” tegas Nabi Shaleh.

Hingga beberapa lama, unta betina itu hidup damai di tengah-tengah kaum Tsamud.

Susu segar yang dihasilkan unta betina itu rupanya sangat menyehatkan bagi kaum Tsamud.

Namun, sifat dengki dan iri masih melekat di hati kaum Tsamud.

Mereka berpikir bahwa unta betina Nabi Shaleh itu telah mengurangi jatah air sumur untuk ternak mereka.

Padahal, kenyataannya justru sebaliknya. Dengan adanya unta Nabi Shaleh yang minum dari sumur tersebut, air sumur itu malah semakin melimpah ruah.

Bahkan air di sumur itu tetap melimpah saat musim panas. Ya, kedengkian benar-benar telah merasuki jiwa dan akal pikiran mereka.

Mereka ingin melenyapkan unta betina Nabi Shaleh itu, tapi tak ada satu pun dari mereka yang berani melakukannya.

Hingga kemudian, seorang janda kaya raya membuat sayembara.

Barang siapa berani membunuh unta betina Nabi Shaleh, ia akan mendapat hadiah uang yang sangat banyak.

“Wah! Hadiah yang sangat menarik!” decak beberapa pemuda kaum Tsamud.

“Tapi, ancaman Shaleh itu juga tidak main-main. Apakah di antara kita ada yang berani menerima tantangan sayembara itu?”

Tak ada satu pun pemuda yang menjawab.

Mereka hanya saling pandang satu sama lain.

Mereka sadar bahwa mereka tak punya nyali untuk membunuh unta betina Nabi Shaleh.

Meskipun mereka tak suka dengan unta betina itu, tapi untuk membunuhnya, mereka masih berpikir seribu kali.

Namun, dua orang lelaki yaitu Mushadda’ bin Muharrij dan Gudar bin Salif, tergiur dengan hadiah sayembara tersebut.

Tanpa pikir panjang, mereka membunuh unta betina Nabi Shaleh.

Benar saja, tiga hari setelah itu, azab yang dikatakan Nabi Shaleh terjadi.

Guntur bergemuruh di langit dan bumf bergoncang sangat dahsyat.

Kaum Tsamud pun musnah terkena azab Allah SWT.

Tidak ada satu pun dari mereka yang ingkar itu selamat.

Sementara itu, mereka yang beriman dan menjadi pengikut Nabi Shaleh, telah diselamatkan oleh Allah SWT.

Sehari sebelum azab terjadi, Allah SWT menyuruh Nabi Shaleh dan pengikutnya untuk meninggalkan AI-Hijr dan pergi ke Ramalah, sebuah wilayah di Palestina.

“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami selamatkan Shaleh dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami dan (Kami selamatkan) dari kehinaan pada hari itu. Sungguh, Tuhanmu, Dia Maha kuat, Maha perkasa.” (Q.S. Hud [11]: 66)

Baca Juga: Digandrungi Anak Muda Masa Kini, Ternyata Ini Sejarah Thifting di Indonesia, Berawal dari Bantuan Rakyat Miskin

(*)