Find Us On Social Media :

Begini Duduk Perkara Mataram Islam Pecah Jadi Dua Dan Betapa Liciknya Politik Adu Domba Belanda

By Moh. Habib Asyhad, Jumat, 17 Maret 2023 | 16:28 WIB

perjanjian Giyanti menjadi penanda pecahanya Mataram Islam jadi dua: Kasultanan Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta. berkat politik adu domba VOC.

Pangeran Prabusuyasa sendiri adalah anak dari Amangkurat IV dan adik dari Pangeran Arya Mangkunegara.

Pengangkatan itu ternyata mengusik hati Raden Mas Said.

Sebagai keponakan Raja, Pangeran Sambernyawa meminta haknya sebagai pewaris takhta Mataram yang diduduki oleh pamannya sendiri.

Dia beralasan, ayah Raden Mas Said, Pangeran Arya Mangkunegara merupakan putra sulung dari Amangkurat IV.

Dalam banyak catatan, disebutkan Pangeran Arya Mangkunegara dikenal sebagai sosok yang sering menentang kebijakan VOC.

Itulah kenapa, alih-alih diangkap sebagai penguasa Mataram, dia diasingkan oleh Belanda ke Srilanka hingga meningga dunia.

Selain itu, pertikaian juga dipicu oleh keputusan Pakubuwana II yang memindahkan ibu kota kerajaan dari dari Kartasura ke Surakarta pada 17 Februari 1745.

Tapi sejatinya perpindahan keraton ini juga bukan tanpa sebab.

Pada 1742, muncul pemberontakan yang dipimpin oleh Mas Garendi atau Sunan Guning.

Pemberontakan ini berhasil menghancurkan Keraton Kartasura.

Beberapa alasan di atas membuat Pangeran Sambernyawa semakin yakin soal haknya sebagai perwaris takhta kerajaan.

Dia kemudian berkeinginan merebut tahta Mataram Islam dari pamannya.