Find Us On Social Media :

Nomo Koeswoyo Wafat: Kisah Musik Ngak-Ngik-Ngok dan Foto Ikonis Bung Karno

By Ade S, Kamis, 16 Maret 2023 | 15:09 WIB

Ilustrasi musik Ngak-Ngik-Ngok. Kolase Koes Bersaudara (band yang kemudian ditinggalkan Nomo Koeswoyo) dan Bung Karno

Ada tujuan lebih besar dari "pencitraan" yang buruk tersebut, yaitu mereka sedang disiapkan menjadi mata-mata.

Mata-mata untuk apa? Simak selengkapnya dalam artikel Nomo Koeswoyo Meninggal Dunia, Koes Bersaudara Ternyata Pernah Disiapkan Jadi Mata-mata Negara Saat Manggung Di Malaysia.

Lagu berbahasa daerah naik

Larangan terhadap musik rock and roll saat itu justru memberi dampak positif bagi musik-musik berbahasa daerah.

Pada masa itu, terjadi peningkatan dalam lagu-lagu berbahasa daerah dan tari lenso dari Maluku menjadi populer.

Naiknya lenso tercermin dalam lagu "Mari Berlenso" ciptaan Mus Mualim dan Mochtar Embut, yang dipopulerkan oleh Lilis Suryani.

Bagian lirik lagu ini adalah interpretasi dari pidato Bung Karno. Lagu ini menekankan unsur perkusi dan gendang tifa yang penuh semangat.

Bung Karno sendiri memiliki keterlibatan dalam musik pop. Ia tercatat sebagai penulis lagu "Bersuka Ria" di album produksi Irama pada tahun 1965.

Lagu ini dinyanyikan oleh beberapa penyanyi seperti Rita Zaharah, Nien Lesmana, Titiek Puspa, dan Bing Slamet, dan diiringi oleh Orkes Irama pimpinan Jack Lesmana.

Album ini juga dilengkapi dengan pantun politik yang memperjuangkan anti-neokolonialisme-imperialisme.

Album "Bersuka Ria" menjadi istimewa karena disertai dengan persetujuan dan tanda tangan Bung Karno sendiri bertanggal 14 April 1965.

Baca Juga: Wow, Ternyata Koes Plus Pernah Disiapkan Jadi Agen Mata-mata Negara saat Manggung di Malaysia