Find Us On Social Media :

Nomo Koeswoyo Wafat: Kisah Musik Ngak-Ngik-Ngok dan Foto Ikonis Bung Karno

By Ade S, Kamis, 16 Maret 2023 | 15:09 WIB

Ilustrasi musik Ngak-Ngik-Ngok. Kolase Koes Bersaudara (band yang kemudian ditinggalkan Nomo Koeswoyo) dan Bung Karno

Sikap ini diungkapkan Bung Karno dalam pidato yang berjudul "Penemuan Kembali Revolusi Kita" pada tanggal 17 Agustus 1959 di Istana Merdeka.

”Dan engkau, hai pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi, engkau yang tentunya antiimperialisme ekonomi dan menentang imperialisme ekonomi, engkau yang menentang imperialisme politik..."

"Kenapa di antara engkau banyak yang tidak menentang imperialisme kebudayaan? Kenapa di kalangan engkau banyak yang masih rock n’roll—rock n’roll-an, dansa-dansian ala cha-cha-cha, musik-musikan ala ngak-ngik-ngok, gila-gilaan, dan lain sebagainya lagi....”

Dilarang dan bisa berujung penjara

Sebagai akibatnya, musik rock and roll dilarang untuk diputar di radio dan dipertunjukkan dalam acara musik.

Bahkan, pemerintah sampai memberikan sanksi bagi masyarakat yang masih mendengarkan dan memperjualbelikan karya-karya The Beatles dan Rolling Stone.

Polisi yang didukung oleh para pemuda yang berafiliasi dengan Lekra, pada waktu itu, merazia piringan hitam The Beatles, Rolling Stone, dan The Shadow.

Bahkan, grup musik Koes Bersaudara yang kini dikenal dengan nama Koes Plus ikut terkena getahnya karena penampilan dan lagu-lagu mereka yang mirip dengan The Beatles.

Lagu-lagu Koes Bersaudara yang bertemakan percintaan di kalangan remaja pun ikut terkena razia. Piringan hitam yang berisikan lagu-lagu mereka dihancurkan.

Koes Bersaudara bahkan sempat dipenjara karena kedapatan memainkan lagu The Beatles di sebuah acara makan malam di Jakarta pada tanggal 24 Juni 1965.

Belakangan, Nomo Koeswoyo menyampaikan bahwa sebenarnya saat itu mereka memang sengaja dicitrakan sebagai musuh pemerintah.

Baca Juga: Ternyata Koes Plus Pernah Disiapkan Jadi Agen Mata-mata Negara saat Manggung di Malaysia