Penulis
Intisari-Online.com - Jika membahas tentang ulama Indonesia yang mendunia, tentu nama Syekh Yusuf tidak bisa dilupakan.
Bernama lengkapSyekh Yusuf Abul Mahasin Tajul Khalwati al-Makasari, dia berasal dari Gowa,Sulawesi Selatan.
Hingga wafat padatanggal 23 Mei 1699 diCape Town, Afrika Selatan, sosoknya begitu melekat di Indonesia hingga sampai di luar di negeri.
Di Indonesia, Presiden Soeharto memberinya gelar Pahlawan Nasional Indonesia.
Sedangkandi kalangan rakyat Sulawesi Selatan, dia mendapatkan gelar sebagai Tuanta Salamaka ri Gowa atau tuan guru penyelamat kita dari Gowa.
Di luar negeri,khususnya di Afrika Selatan, hari wafatnya sebagai hari peringatan.
Bahkan Nelson Mandela, mantan presiden Afrika Selatan, menyebutnya sebagai ‘Salah Seorang Putra Afrika Terbaik’.
Pada tahun 2009, Syech Yusuf dianugerahi penghargaan Oliver Thambo.
Itu adalah penghargaan sebagai Pahlawan Nasional Afrika Selatan oleh Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki.
Peristiwa ini disaksikan oleh Wapres RI pada waktu, M. Yusuf Kalla di Pretoria Afrika Selatan.
Dalam menyebarkan agama Islam,Syekh Yusuf dikenal sebagai mursyid (pembimbing) tarekat Khalwatiyah.
Baca Juga: Imam Nawawi, Ulama Indonesia yang Karyanya Jadi Kurikulum Tetap di Pesantren
Dia jugamengajarkan tarekat lain. Seperti Qadiriyah, Naqshabandiyah, Ba‘lawiyah, dan Syathariyah.
Apa yang diajarkan itu semua sesuai ijazah yang pernah diterimanya.
Namun ajaranpokoknya adalah usaha manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ajaran ini mengacu pada peningkatan kualitas akhlak yang mulia serta penekanan amal shalih dan dzikir, baik secara perorangan maupun kelompok.
Penjelasan lebih rinci dapat ditemukan pada risalahnya yang berjudulAn-Nafhatu As Sailaniyah.
Khusus berkaitan dengan tata cara melakukan dzikir, salah satu amalan terpenting dalam tarekat, diuraikan dalam risalahnya berjudulKaifiyāt al-Dzikir (Cara-cara Berdzikir).
Menurutnya, ada 20 macam adab berdzikir.
Lima di antaranya mengenai hal-hal yang hendaknya dilakukan sebelum berdzikir. Lima macam itu, sebagai berikut:
Pertama, bertaubat dari segala dosa.
Kedua, berwudhu jika hadas (besar dan kecil).
Ketiga, mandi jika junub.
Baca Juga: Para Ulama Indonesia yang Mendunia, Ini Daftar Nama-namanya
Keempat, berdiam diri tidak bicara, kecuali mengucapkan kalimat dzikir.
Kelima, memohondoa hanya kepada Allah SWT.
Selain beberapa risalah tersebut, sedikitnya ada 20 judul buku yang ditulis Syekh Yusuf. Hampir semuanya berbahasa Arab.
Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Zubdād al-Asrār fī Tahqīq Ba’d Masyārib al-Akhyār.
2. Tāj al-Asrar fī Tahqīq Masyrab Al ‘Ārifīn min Ahl al-Istibshār.
3. Mathālib as-Sālikīn,Fath Kaifiyyah az-Dzikr.
4. Safīnat an-Najah, menjadi karyanya yang paling populer, yang hingga kini masih banyak diajarkan di berbagai pesantren.
Di Museum Pusat Jakarta terdapat sekitar 10 manuskrip Syekh Yusuf yang belum diterjemahkan. Anda bisa melihatnya jika ingin.
Baca Juga: Alasan Ulama Indonesia Syekh YusufMenjadi Pahlawan di Negara Lain