Find Us On Social Media :

Kisah Keluarga Muslim Pemegang Kunci Gereja Makam Yesus Selama Berabad-abad, Apa Alasannya?

By Ade S, Minggu, 25 Desember 2022 | 08:50 WIB

Kisah keluarga Muslim pemegang kunci Gereja Makam Yesus.

Ternyata pemilihan dua keluarga Muslim sebagai pemegang kunci Gereja Makam Yesus disebabkan keenam golongan Kristen tersebut di atas tidak berhasil menemui kata sepakat terkait pengelolaan dan penjagaan situs tersebut.

Bayangkan, masalah siapa yang berhak untuk membersihkan situs tersebut pun bisa memicu pertengkaran hebat.

Apalagi jika sampai salah satu dari keenam golongan tersebut diberi hak untuk memegang kunci, perseteruan pun diperkirakan akan semakin besar.

Dengan memilih keluarga Muslim untuk menjaga dan merawat situs tersebut, maka mereka meyakini perseteruan tersebut tidak akan terjadi.

Wajeeh Nusseibeh, yang kini menjadi penerus keluarganya, mengaku bahwa tradisi ini sudah berlangsung lebih dari 1.300 tahun.

Hanya ada "celah" sekitar 88 tahun dari rentang waktu tersebut saat kunci situs tak mereka pegang, yaitu saat Tentara Salib Kristen memerintah Yerusalem pada abad ke-12.

Wajeeh Nusseibeh akan tiba di gereja sebelum fajar, mengambil kunci dari keluarga Joudeh, untuk kemudian menaikin tanggak kayu kecil untuk membuka kunci atas.

Kemudian di malam hari, dia akan kembali datang ke Gereja Makam Yesus untuk menguncinya.

Adeeb Joudeh juga menunjukkan bahwa ada dua kunci dari Gereja Makam Yesus, yang lama telah rusak karena digunakan selama berabad-abad, sementara satu lagi "baru" digunakan selama 500 tahun.

Baca Juga: Inilah Sosok Herodes, 'Monster' yang Berkonflik dengan Ratu Mesir Cleopatra

“Apa yang kita wariskan ke generasi selanjutnya bukan hanya kuncinya, tapi juga cara menghormati agama lain,” tutur Adeeb Joudeh.

Ya, kedua keluarga ini beserta tanggung jawab mulia yang mereka pegang, menjadi wujud sempurna dari kerukunan yang bisa terwujud, di Kota yang penuh ketegangan tersebut.

Baca Juga: Ketika 960 Orang Yahudi yang Disebut 'Teroris' Pertama dalam Sejarah Saling Sepakat Lakukan Bunuh Diri Massal di Benteng Masada, Kok Bisa?